Surabaya - Berbicara di hadapan ratusan mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Dr Ir Jamhadi, MBA memaparkan smart city dan era disrupsi yang salah satunya dipengaruhi oleh Internet of Thing (IoT). Pemaparan Jamhadi disampaikan dalam Seminar Nasional bertema "Utilization of IoT Creative Smart Cities In The Industrial Revolution 4.0", pada Sabtu 2 Nopember 2019.
Selain Jamhadi, narasumber lain ialah Rustam Aji (Unit Manager Communication & CSR PT Pertamina Marketing Operation Region V- Jatim Bali Nusra), Abdus Salam (Praktisi Penataan Permukiman Perkotaan Jawa Timur dan Team Leader Program KOTAKU Jatim).
Baca Juga: YKPN Sosialisasi Revolusi Peningkatan Produktivitas Pertanian
Jamhadi memaparkan, di era 4.0 bahkan menuju era 5.0 ini, banyak sekali perubahan di segala sektor. Gejala-gejala transformasi yang tampak nyata ialah berubahnya toko fisik menjadi marketplace, ojek dan taksi konvensional berubah jadi transportasi berbasis aplikasi online, dan pergeseran lain ke arah teknologi.
Begitu pula dengan pekerjaan. Jamhadi yang sekarang menjabat Tim Ahli KADIN Jawa Timur menjelaskan,estimasi jumlah pekerjaan yang didukung e-commerce di Indonesia pada tahun 2020 diperkirakan 16 juta orang, dan tahun 2022 diperkirakan 26 juta orang.
"Dulu orang IT (Informasi Teknologi) kurang dapat respon, sekarang banyak order. Tapi sisi lain, jurusan ekonomi berkurang, tapi mereka tak kalah pintar dengan menjadi entrepeneur," ujar Jamhadi, Direktur KADIN Institute.
Baca Juga: Jamhadi : Perlu Kolaboratif Menyiapkan SDM Unggul di Era Disrupsi
Untuk tahun 2020 nanti, Jamhadi mengingatkan tentang perkembangan IoT, drone, 3D Printing, Robotic, Augmented Realty, Artificial Inteligence, Blockhain, Virtual Realty.
"Di beberapa negara juga sudah mengarah ke 5G. China sudah melaksanakan, dimana 5G meliputi Interaction Human, Critical Control of Remote Devices, Media Everywhere, Smart Vehicle, smart Transport, Infrastructure. Dan Broadband Experience, Everywhere, Anytime," jelas Jamhadi.
Baca Juga: Bertemu Delegasi Bisnis Singapura, Jamhadi Minta Tingkatkan Kerjasama
Sementara, sektor yang siap terapkan industri 4.0 ialah tekstil, makanan dan minuman, kimia, elektronika, dan otomotif.
"Industri 4.0 ada industri yang berkurang dan ada yang dapat berkah. Yang tumbuh ialah bisnis makanan dan minuman, fashion, IT, dan farmasi. Dan perlu diingatkan, program TV yang menayangkan cara menjual produk impor harus ditutup. Impor boleh, karena tidak ada satu negara pun di dunia ini yang tidak impor, tapi harus dibatasi," tegas Jamhadi. (*)
Editor : Redaksi