Abadinews.id, Surabaya - Musyawarah Nasional IV Ikatan Penyuluh KB (IPeKB) Indonesia diselenggarakan di Surabaya dengan jumlah peserta sebanyak 190 orang dalam upaya meningkatkan kualitas SDM-nya. Selama lima hari, para Penyuluh KB ini akan mengikuti kegiatan fullboard meeting Workshop Komunikasi Antar Personal berasal dari education group SUN English, Yayasan DEMI KITA; dan Prof. Dr. Sri Sumarmi, S.KM., M.Si.
Ketua DPP IPeKB Pusat, Triyana menjelaskan untuk meningkatkan kualitas SDM IPeKB, Direktorat Bina Penggerakan Lini Lapangan yang didukung oleh World Bank dan bekerjasama dengan Yayasan DEMI KITA dan Education Group SUN English mengadakan pertemuan guna melatih dan menambah wawasan Penyuluh Keluarga Berencana sebagai langkah dalam Program Percepatan Penurunan Stunting tersebut dalam bentuk Workshop Komunikasi Antar Personal, dimana dalam kegiatan tersebut juga mengundang unit kerja terkait di BKKBN.
Baca Juga: Puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional ke-31 Provinsi Jatim
"Tujuan dengan dilaksanakannya kegiatan Workshop Komunikasi Antar Personal adalah Menyelenggarakan Musyawarah Nasional Organisasi Profesi IPeKB (Ikatan Penyuluh KB) Indonesia yang ke IV dan disamping itu juga meningkatkan kemampuan dan wawasan para peserta," tuturnya dalam sambutan pada acara pembukaan Munas IV IPeKB Indonesia di Best Western Papilio Hotel Surabaya, Senin Malam (05/06/23).
Triyana menjelaskan kemampuan peserta meningkat dalam merancang kegiatan belajar dan menguasai penggunaan canva, mengidentifikasi pengalaman hidup yang dapat diterapkan ketika berkeluarga, mampu mendefinisikan komunikasi yang efektif dan mempraktekkan teknik pesan diri atau I-Message antar pasangan, orang tua dan anak, IPeKB akan bisa memahami keterampilan-keterampilan penting dalam berumah tangga dan mengidentifikasi mitos serta miskonsepsi berumah tangga.
Tenaga penyuluh KB juga memahami makna perencanaan keluarga dan menyadari pentingnya keterampilan berencana, dan memahami prinsip-prinsip dasar pengelolaan keuangan dan melakukan pengelolaan keuangan keluarga yang lebih baik serta memiliki pengetahuan dalam berbahasa inggris sebagai hal yang dibutuhkan Penyuluh KB sebagai pelaksana program dan soft skill yang dibutuhkan Penyuluh KB dalam teknik komunikasi, presentasi, sosialisasi, dan korespondensi dalam rangka menggalang dukungan dan kerjasama percepatan penurunan stunting dengan mitra strategis Internasional.
"Kegiatan workshop komunikasi antar personal ini akan dilaksanakan selama 4 hari kedepan hingga tanggal 9 Juni 2023 dengan peserta sebanyak 190 yang terdiri dari beberapa unsur dan unit komponen yang berasal dari penyuluh KB dari 34 provinsi, Penyuluh KB Ahli Utama sebanyak 4 orang, Penyuluh KB bertalenta dan berkinerja baik sebanyak 35 orang; dan Penyuluh KB yang tergabung dalam IPeKB Indonesia sebanyak 120 orang. Paguyuban Juang Kencana sebanyak 2 orang dan peserta BKKBN Pusat," jelasnya.
Ditempat yang sama, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Kependudukan Provinsi jatim, Dra. Restu Novi Widiani, M.M. menjelaskan penurunan stunting di Jatim terbesar pada tahun 2022-2023 menjadi 19.2 persen. Dengan Kota Surabaya yang memiliki penurunan stunting tertinggi.
"Program stunting menjadi program prioritas Gubernur Jatim. Selain stunting, masalah pernikahan anak juga menjadi PR bagi Jatim," terangnya.
Baca Juga: Wapres Dorong Pembangunan Keluarga Sejahtera
Novi menambahkan dari pengamatan yang dilakukan, anak-anak yang telah melakukan pernikahan anak sangat jarang yang kembali ke bangku sekolah sehingga ini akan sangat menganggu IPM Jatim. Selain itu, dari 38 Kab/Kota ada lima Kabupaten yang semuanya tinggi seperti Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), Stunting dan Dispensasi Nikah yaitu Kabupaten Banyuwangi, Probolinggo, Jember, Bondowoso dan Lumajang.
Sementara itu, Kepala BKKBN, Dr. Hasto Wardoyo mengungkapkan adanya Program Bapak atau Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS) adalah bagian dari memetakan potensi yang ada. Lagi-lagi kata kolaborasi atau kerja bersama dalam mewujudkan tujuan yang sama menjadi titik penting. Saya himbau IPeKB Indonesia dapat turut berperan serta dalam Program BAAS karena menurut saya, IPeKB Indonesia adalah organisasi profesi yang memiliki pengurus dan anggota yang luar biasa. Jumlah Penyuluh KB yang tersebar dari Aceh sampai Papua merupakan aset dari organisasi.
"Saya mengharapkan agar IPeKB Indonesia mampu menjadi mesin dengan kekuatan Penuh bersama-sama BKKBN menjawab tantangan Program Bangga Kencana dan Program Percepatan Penurunan Stunting secara kolaboratif dan simultan," tegas Hasto Wardoyo.
Hasto menambahkan IPeKB juga punya kewajiban untuk terus mengagungkan delapan fungsi keluarga. Saat ini, Jepang sudah mulai tidak mengagungkan teknologi. Penduduk Jepang sudah mulai kembali menghidupkan keluarga.
Baca Juga: Penandatanganan Perjanjian Kinerja BKKBN 2024
"Masyarakat Jepang sudah mulai merasa hampa ditengah kemajuan teknologi. Mereka ingin kembali merasakan kehangatan keluarga. Sedangkan kita memiliki delapan fungsi keluarga. Jika ke delapan fungsi ini dilakukan maka keluarga yang harmonis akan bisa terwujud," pungkasnya.(AD1)
Editor : hadi