Surabaya, Abadinews.id - Mapolda Jatim yang berada di Jalan Raya Ahmad Yani. Merupakan Institusi Pemerintah di wilayah Jawa Timur yang memberikan pelayanan, menciptakan Kondusifitas masyarakat. Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta, merupakan Kepala Institusi Kepolisian yang beragama Non Muslim. Namun kepiawaian dalam menciptakan Kamtibmas, sehingga dipilih berdasarkan kebijakan pemerintah untuk memimpin di wilayah Polda Jatim. Selasa (22/12/20)
Penanggung Jawab kelompok Pemuda Madura Peduli Islam M. Ali Imron menyatakan pihaknya dengan sukarela membatalkan rencana diadakannya aksi yang sebelumnya dijadwalkan akan dihelat 22 Desember 2020 di depan Mapolda Jatim pada Keterangan Tertulis (Surat Pertama Pemuda Peduli Islam, 18/12).
Baca juga: Asta Cita Presiden RI, Polisi Tangkap Enam Bandar Narkoba dan Satu Kg Sabu
"Aksi yang rencananya tanggal 22 Desember, kami nyatakan dibatalkan," tuturnya dalam keterangan tertulis pada tanggal 21/12/20.
M Ali Imron menjelaskan secara keterangan tertulis, rencana aksi tersebut diurungkan lantaran kelompok tersebut mendukung kebijakan pemerintah dan menghargai sebuah perbedaan.
"Kami Pemuda Madura Peduli Islam menyatakan mendukung kebijakan Pemerintah dalam menjaga keutuhan NKRI, dengan Bhineka Tunggal Ika, dimana Indonesia di besarkan. Perbedaan itu juga kami anggap sebuah kekayaan budaya bangsa Indonesia," terangnya melalui WhatsApp.
Sebelumnya, beredar kabar di media sosial, bahwa kelompok Pemuda Madura Peduli Islam akan melakukan aksi di depan Mapolda Jatim, pada Selasa 22 Desember 2020.
Sejak kemarin, surat ini ramai dibagikan pemilik akun Twitter. Paling baru adalah cuitan Akademisi Universitas Indonesia Ade Armando lewat akun Twitter @adearmando1. Ade membagikan foto surat tersebut dengan caption cuitan seperti ini:
"Ini lagi. Ada kelompok Pemuda Madura Peduli Islam menolak Kapolda Jatim yang baru karena dia non-muslim. Pasti kaum pemuda ini tidak hadir ketika ada pembagian otak."
Baca juga: Ditreskrimum Polda Jatim Ungkap 28 Kasus TPPO, Amankan 41 Tersangka
Unggahan Ade Armando ini segera ramai di Twitter. Warganet nampak setuju dengan Ade dan menunjukkan gelagat kurang simpati dengan aksi tersebut. Beberapa malah menyayangkannya.
Lalu akun @edkris638 yang berkomentar begini: "Otaknya ilang di laci jadi kebagian ampas aja, kop surat aja produksi warnet ga ada kreatif," nya...buka donasi otak aja bang biar banyakan dikit..hee."
Berikutnya akun @Wijanar46297905 menulis: "Terus hubungannya apa, dengan islam kalo Kapoldanya orang non muslim. Nggak nyambung blas. Goblog boleh tapi jangan kelewatan. Suruh swab aja dulu baru boleh demo. Demi nggak ada gunanya juga."
Harapan masyarakat Jawa Timur, semua pihak mendukung program pembangunan Pemerintah Indonesia, Khususnya Jawa Timur. Untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera, serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi selama masa pandemi Covid-19.
Baca juga: Polda Jatim Bekuk Tiga Tersangka Carok di Sampang hingga Meninggal Dunia
Guna terwujudnya itu semua perlunya ada komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi antara Forkopimda (Umaro), dan Seluruh elemen masyarakat serta Ulama dalam memelihara dan menciptakan kamtibmas yang kondusif.
Selaras dengan pernyataan BEM Unair oleh Wakil Presiden BEM Unair Risyad, menyatakan keprihatinan yang mendalam dan menyayangkan masih adanya pemikiran sempit sebagian masyarakat dengan mengkaitkan agama dalam berbangsa dan bernegara.
Menurut Risyad bahwa dengan tuntutan tersebut justru bisa merusak keharmonisan diantara warga Jawa Timur, Apalagi saat ini Kapolda Jawa Timur Irjen Polisi Nico Afinta adalah Putra Daerah Jawa Timur asli Arek Suroboyo.
"Saya mencermati pengangkatan Kapolda tersebut adalah berdasarkan rekam jejak bagaimana prestasi beliau di karir Kepolisian dan kita harus melihat kinerjanya ke depan, itu yang penting," pungkasnya. (Ki SJ)
Editor : hadi