Abadinews.id, Surabaya - Demi mendorong pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur, Kementerian Keuangan Provinsi Jawa Timur bekerja sama dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 4 Jawa Timur, Universitas Brawijaya Malang, dan Kantor Badan Pusat Statistik Propinsi (BPS) Jawa Timur mengadakan talkshow secara daring dengan tema East Java Economic Review (Kamis, 1/9). Kegiatan ini diikuti oleh sekitar lima ratus wajib pajak strategis, Forum Komunikasi Asosiasi Pengusaha (FORKAS), Kamar Dagang dan Industri (KADIN), Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) kalangan perbankan, Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI), Pemerintah Provinsi, Akademisi, perwakilan mahasiswa, pegawai di lingkungan Kementerian Keuangan, di Provinsi Jawa Timur.
Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Jawa Timur, P.M. John L. Hutagaol pada kesempatan opening remark, menyampaikan Forum East Java Economic Review bertujuan tukar informasi bagi kementerian/lembaga, pelaku usaha, pemerintah daerah, akademisi, dan stakeholder untuk memajukan kegiatan perekonomian di Jawa Timur, memberikan informasi terkini kinerja APBN Jawa Timur kepada stakeholder, menerima masukan terkait dengan pengelolaan APBN, dan mensinergikan serta kolaborasi kementerian/lembaga di Provinsi Jawa Timur dalam rangka mensejahterakan masyarakat.
Baca juga: Kanwil DJP Jatim l Gelar Seni Drama Pajak Bertutur 2024
Keynote speech pertama disampaikan oleh Indah Kurnia, Anggota Komisi XI DPR RI, untuk bersama membangun Provinsi Jawa Timur dengan menjalankan kewajiban sesuai dengan ketentuan. Pelaku usaha terus diberikan kemudahan dalam melakukan perijinan dan kemudian membantu mereka dalam membentuk ekosistem usaha yang kondusif, hingga mereka bisa menciptakan lapangan kerja dan menyerap tenaga kerja, serta tentu saja akhirnya dapat memberikan dan meningkatkan penerimaan negara.
“Bagaimana kita bersama-sama bisa memberikan peran dan kontribusi aktif bagi Jawa Timur bangkit dan tentu saja lebih kuat, bangkitnya tidak biasa tetapi bangkit dengan lebih kuat lagi,” tutur Indah Kurnia.
Abdul Ghofar, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, menyampaikan tahun ini dan tahun depan tantangan ekonomi global nasional masih sangat menantang sekali karena Perang Ukraina belum selesai. Dampak perang tersebut tentu saja inflasi akan naik, harga-harga komoditas terutama energi dan pangan saat ini juga terus naik. Hal yang cukup menggembirakan adalah pangsa kredit UMKM di Jawa Timur terus meningkat menjadi 31,56%, misi perdagangan ke luar wilayah Jawa Timur terus ditingkatkan, dan belanja Pemerintah yang maksimal akan turut memacu pertumbuhan ekonomi Jawa Timur.
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Jawa Timur, Taukhid, sebagai narasumber pertama menyampaikan kinerja APBN di Jawa Timur. Taukhid menyampaikan pendapatan negara sampai dengan 31 Juli 2022 mencapai Rp. 145,37 triliun atau 60,60ri target. Penerimaan pajak sebesar 63,94%, penerimaan bea cukai sebesar 57,82%, dan realisasi PNBP sebesar 73ri target menjadi penopang pendapatan tersebut.
Baca juga: Kemenkeu Jatim Lakukan Lelang Serentak Tahap 1 2024
Belanja negara sebesar Rp. 65,31 triliun atau 54,46ri target, menyebabkan surplus anggaran regional Jawa Timur sebesar Rp. 70,18 triliun. Kinerja belanja kementerian/lembaga sedikit melambat, sedangkan kinerja TKDD tumbuh positif. Koordinasi perlu dilakukan dengan Pemerintah Daerah untuk percepatan penyerapan belanja daerah yang berkualitas untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Jawa Timur.
Hadir pada kegiatan ini Rizki Ernadi Wimanda, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur sebagai narasumber kedua, menyampaikan kinerja ekonomi Jawa Timur pada triwulan II 2022 tumbuh sebesar 5,74% (yoy) lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2022 (5,24% yoy) ditopang oleh perbaikan konsumsi rumah tangga, investasi, dan perdagangan antar daerah. Triwulan III 2022 kinerja ekonomi diperkirakan meningkat seiring berlanjutnya vaksinasi Covid-19, masa libur sekolah, pencairan gaji ke-13 ASN, serta bertepatan momen Haji dan Idul Adha, sehingga diperkirakan keyakinan konsumen dan pelaku usaha cukup kuat pada triwulan III 2022. Tingkat kemiskinan dan pengangguran terbuka di Jawa Timur pada semester I 2022 terpantau lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Jawa Timur pada Juli 2022 menacapai 5,38% (yoy), atau berada di atas sasaran inflasi nasional 3±1% (yoy).
Posisi Juni 2022 stabilitas sektor jasa keuangan Jawa Timur masih terjaga. Bambang Mukti Riadi, Kepala Otoritas Jasa Keuangan Regional 4, menjelaskan kecukupan modal terjaga di atas threshold, kecukupan likuiditas mencukupi untuk antisipasi kebutuhan masyarakat, dan risiko kredit termitigasi dengan baik. Kinerja sektor jasa keuangan terjaga dengan pertumbuhan positif baik dari perbankan, pasar modal dan industri non bank. Pertumbuhan kredit perbankan per Juni 2022 tumbuh sebesar 6,16% (yoy) atau 2,70% (qtq) dengan nominal mencapai Rp. 552,6 triliun. Upaya pemulihan ekonomi dan stabilitas sistem keuangan yang masih terjaga tidak terlepas dari beberapa kebijakan, diantaranya kebijakan restrukturisasi, digitalisasi, UMKM, pasar modal, konsolidasi perbankan melalui pemenuhan modal inti, dan mendorong akses keuangan melalui Tim Percepatan Keuangan Aset Daerah (TPKAD).
Baca juga: Kemenkeu Jatim Bersama Pemkab Bojonegoro Pastikan Arah dan Peran Ekonomi
Dadang Hardiwan, Kepala BPS Provinsi Jawa Timur, menyampaikan momentum pemulihan ekonomi Jawa Timur terus terjaga. Perkembangan ekonomiJawa Timur selama kuartal kedua 2022 tumbuh 2,39% dibandingkan kuartal pertama 2022. Adapun selama tahun 2022 perekonomian Jawa Timur tercatat tumbuh 5,74%, lebih tinggi dibandingkan provinsi lain di Pulau Jawa, pemulihan ekonomi terus berlanjut dan makin menguat. Dilihat dari struktur dan pertumbuhan PDRB, kekuatan dominan ekonomi Jawa Timur terletak pada industri pengolahan 30,75%, perdagangan 18,49%, pertanian 11,50%, dan konstruksi sebesar 8,70%.
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Timur I, Padmoyo Tri Wikanto, menyampaikan harapan agar Forum East Java Economic Review ini nantinya ke depan lebih tematik menyentuh ke sektor riil, ekonomi digital misalnya. Adanya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singasari dan KEK Gresik, kapitalisasi nilai tambahnya luar biasa.
Isu-isu berkaitan dengan penanaman modal, pembiayaan, perpajakan, insentif bea cukai dan lain sebagainya termasuk isu moneter dan stabilitasi jasa keuangan agar lebih diarahkan kepada sektor riil.(AD1)
Editor : hadi