Malang, Abadinews.id - Malang menyimpan banyak fakta sejarah yang dari masa ke masa melahirkan tokoh-tokoh yang melegenda. Sebut saja Ken Dedes, putri dari Mpu Purwa yang melahirkan keturunan raja-raja besar di Jawa. Semenjak diperistri Akuwu Tumapel Tunggul Ametung dan Ken Arok Pendiri Kerajaan Singosari Ken Dedes telah menjadi sumber inspirasi. Sebut saja Kampung Budaya Polowijen satu-satunya kampung tematik di Kota Malang yang paling berdekatan dengan Situs Ken dedes di Kelurahan Polowijen Kecamatan Blimbing Kota Malang dijadikan sebagai motif batik Ken Dedes, Selasa (05/10/21).
KBP satu-satunya kampung budaya di kota Malang yang aktif melakukan pelestarian seni tradisi dan budaya selain tari topeng, tembang mocopat, gamelan/karawitan termasuk permainan tradisional, KBP juga mengembangkan kriya batik motif Ken Dedes yang hari ini, 2 Oktober diperingati dalam bentuk Festival Batik Ken Dedes Kampung Budaya Polowijen. Motif batik Ken dedes yang telah di Patenkan KBP makin memperkuat upaya mengangkat kembali ragam macam motif batik bernuansa heritage.
Baca Juga: Whiz Luxe Hotel Spazio Surabaya Rayakan Hari Batik Nasional dan Fashion Show
“Festival ini mempromosikan bahwa di KBP ini punya motif batik Ken dedes sebagai batik heritage yang sudah di HAKI kan”. Ungkap Titik Nur Fajriyah Wakil Ketua KBP. Kami ingin memunculkan ragam motif yang bernuasa lokalitas yang bisa diterima oleh masyarakat karena motif batik yang kami festivalkan ini memang ciri khas tokoh dan legendanya orang Malang. Terang Titik yang sekaligus guru batik di KBP saat menjadi presenter jalannya Festival Batik Ken Dedes.
Meski di tengah PPKM Pandemi Covid 19 dan Kota Malang level 3, Kampung budaya Polowijen tidak mengurungkan niatnya untuk menggelar Festival Batik Ken Dedes. Festival yang di selenggarakan sebagai wujud Peringatan Hari Batik Nasional yang jatuh setiap tangal 2 Oktober di tayangkan secara virtual agar dapat ditonton oleh pemirsa yang ingin segera berkunjung kampung tematik di Kota Malang.
Acara yang di selenggarakan secara hybrid di siarkan langsung dari di studio dan live event di kampung Budaya Polowijen melalui tayangan live streaming adalah strategi bagi kampung tematik untuk mempromosikan kembali kampung-kampung tematik di Kota Malang sebagai kampung wisata. Festival Batik Ken Dedes dalam bentuk virtual event ini merupakan event pembuka dari 27 virtual event Kampung Tematik Kota malang tiap Jumat Sabtu Minggu dalam bulan Oktober dan November tiap jam satu siang.
Baca Juga: Movenpick Hotel Surabaya City dan Ibu Semangat Indonesia Kuat Persembahkan KarnavALL Batik
Ida Ayu Made Wahyuni Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan pariwisata Kota Malang dalam sambutannya mengapresiasi “Selamat kepada KBP yang menyelenggarakan Festival Batik Ken Dedes, semoga festival ini mengukuhkan bahwa KBP menjadi kampung wisata yang berbasis budaya di Kota Malang dengan ciri khas seni tradisi termasuk kriya batik dan dan tarian topengnya”. Tegasnya, Batik KBP masuk dalam sub sektor ekonomi kreatif yang perlu di dorong untuk menjadikan cirikhas Malangan.
Dalam acara virtual event hadir pula Hendrawati perintis batik Singosari yang sudah lama berkolaborasi dengan KBP hadir di studio yang di pandu oleh Ki Demang Penggagas KBP sekaligus Ketua Forkom Pokdarwis Kota Malang yang mengorganisasi 27 virtual event Kampung Tematik Kota Malang. Sementara di lokasi KBP saat proses membatik Titik Nur Fajriyah bersama dengan warga KBP didampingi oleh Yunarsita Penggerak Bengkel Batik Malang di pandu oleh Mouzza Zee.
Baca Juga: Kajati Jatim Ucapkan Selamat Hari Batik Nasional
Festival Batik Ken Dedes dibagi dua segmen yaitu segmen proses membatik dari awal membuat pola, proses mencating, membuat warna dan melorot sehinga menghasilkan batik yang sempurna. Segmen kedua acara dilangsungkan dengan fashion show batik yang diikuti oleh semua warga KBP. Tak ketinggalan di KBP juga dilakukan pameran batik dari pengrajin-pengrajin batik di Malang.
Hendrawati merasa bangga dilibatkan dalam festival batik ken dedes di KBP. “motif batik ynagn saya kembangkan di Singosari sangat bersinggungan dengan motif batik di KBP dengan tema Ken dedes” sementara Yunarsita merasa bahwa selama beliau keliling di Malang, batik yang paling berkarakter dan bernuansa heritage adalah batik dari KBP. “di KBP ini batiknya paling khas, kalo gak ketemu motif topeng Malang ya motif Ken Dedes atau Singosari yang diambil dari ornament-ornamen patung Ken Dedes atau apa yang ada di Candi-candi di Malang ini”. Jadi KBP ini sangat potensial mengembangkan batik klasik nuansa Malangan, tegas Yunarsita yang menjadi Assesor Batik yang tersertifikasi dari BNSP. (Er)
Editor : hadi