Surabaya - Direktur Kadin Institute, Dr Ir Jamhadi,MBA, dibawah kepemimpinan Ir H La Nyalla Mahmud Mattaliti menggelar pertemuan dengan Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Timur sekaligus CEO Samator Group, Arief Harsono. Pertemuan dilaksanakan di Superblok Samator Novotel, di Jalan Raya Kedung Baruk No.26-28, Surabaya, Senin 25 November 2019.
Bahasan yang mengemuka dari pertemuan 2 pengusaha kawakan asal Surabaya ini ialah kenaikan upah minimum kota/kabupaten (UMK) 2020 yang naik 8,51ngan besaran upah tertinggi Rp 4.200.479,19 dan terendah Rp1.913.321,73.
Baca Juga: Ketua DPD RI Sampaikan Alasan Indonesia Butuh Pengusaha Baru di HUT ke-11 Kadin Institute
Sebagaimana diketahui, kenaikan UMK 2020 ini mengacu pada Surat Menteri Ketenagakerjaan No. B-M/308/HI.01.00/X/2019 pada 15 Oktober 2019 perihal data tingkat inflasi nasional dan pertumbuhan PDRB 2019.
Kenaikan UMK ini mengacu pada formula perhitungan upah minimum yang diatur pada Pasal 44 ayat 2 Peraturan Pemerintah (PP) No.78 tahun 2015 tentang pengupahan, Permen Ketenagakerjaan No.15/2018 tentang upah minimum.
"Kami menyamakan pandangan tentang kenaikan UMK Jatim berdasarkan PP 78 tahun 2015 dengan solusi. Solusinya agar industri di Jatim betah dan investasi terus meningkat disaat terjadi kenaikan UMK ialah mendirikan Production Center seperti yang disosialisasikan KADIN Institute," ujar Jamhadi, yang juga Tim Ahli Kadin Jatim.
Melalui Production Center ini, dimungkinan pelatihan peningkatan produksi bagi pekerja sesuai jenis produksi dalam industri. Pelatihan dilaksanakan bekerjasama antara KADIN, APINDO, dan Pemda dengan memanfaatkan Balai Latihan Kerja (BLK).
"Di BLK tersebut disediakan trainer ahli dari gabungan Kadin, Apindo, dan Pemda. Setelah mendapat keahlian dari BLK, calon tenaga kerja atau tenaga kerja lebih meningkatkan produktivitasnya, sehingga daya saing industri di Jawa Timur lebih meningkat," ungkap Jamhadi, CEO PT Tata Bumi Raya.
Baca Juga: Jamhadi : Perlu Kolaboratif Menyiapkan SDM Unggul di Era Disrupsi
Jamhadi mengutip laporan World Economic Forum (WEF) bahwa peringkat daya saing Indonesia turun lima peringkat pada 2019, yakni di posisi 50 dari semula di urutan 45 pada tahun 2018. Indonesia hanya berhasil mengantongi skor 64,6, turun tipis 0,3 dari tahun lalu.
Hadirnya Production Center ini dinilai Jamhadi menjadi solusi dari kenaikan UMK, bukan dengan merelokasi pabrik di luar Jawa Timur.
"KADIN Institute dan Kadin Jatim bersama Kadin kabupaten kota se-Jatim juga APINDO Jatim serta asosiasi dunia usaha lainnya di Jatim akan terus mencari solusi-solusi dan terobosan supaya dunia usaha tetap lancar dan pekerjanya sejahtera. Untuk investor baru, kami dukung pelaksanaan perijinan yang lebih cepat bersama OSS yang sudah bagus," kata Jamhadi, Dewan Pembina Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI) Jatim.
Baca Juga: Bertemu Delegasi Bisnis Singapura, Jamhadi Minta Tingkatkan Kerjasama
Jamhadi bilang, KADIN Institute dan Kadin Jatim akan terus berkiprah untuk turut serta meningkatkn kinerja ekonomi trade, tourism, investment bersama Pemerintah Propinsi Jawa Timur yang dinahkodai oleh Gubernur Jatim, Ibu Khofifah Indar Parawansa dan Wagub Emil Elisianto Dardak.
Jamhadi bilang juga bahwa kolaborasi dengan Kadin kabupaten kota lebih ditingkatkan.
"Kadin Institute sebagai satu-satunya lembaga di bawah KADIN di Jatim yang didirikan Bapak La Nyalla Mahmud Mattalitti yang saat ini Ketua DPD RI, akan bekerja keras untuk membuat kajian tentang upah dan meningkatkan production center," pungkas Jamhadi. (*)
Editor : Redaksi