BKKBN Jatim dan Dinas KBP3A Kabupaten Tulungagung Gelar KB MKJP MOW

abadinews.id
Dwi Hariono peserta KB MOP selesai operasi bisa langsung berjalan

Tulungagung, Abadinews.id – Dalam Rangka peringatan Hari Jadi Kabupaten Tulungagung ke-815 dan Kesatuan Gerak Bangga Kencana Kesehatan Tahun 2020, Perwakilan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Timur bekerjasama dengan Dinas Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KBP3A) Kabupaten Tulungagung menggelar Bakti Sosial (Baksos) Pelaksanaan KB MKJP MOW/ Tubektomi dan MOP/ Vasektomi di RS. Prima Medika Tulungagung, Minggu (29/11/20).

Hadir dalam acara, Direktur Bina Pelayanan KB Wilayah Khusus BKKBN Pusat, Dra. Evi Ratnawati, Kepala Perwakilan (Kaper) BKKBN Provinsi Jawa Timur, Drs. Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd., Ibu Ketua DWP BKKBN Jatim, Dra. Kunkun Dewi Kurniaty, didampingi Pejabat Fungsional Koordinator KB-KR, Waluyo Ajeng Lukitowati, S.St., M.M., Kepala DKBP3A Kabupaten Tulungagung, Drs. Suparni, M.M., didampingi Kabid KB, Drs. Ahmadi, M.M., 126 peserta Tubektomi dan 1 peserta Vasektomi.

Baca juga: IPeKB Rayakan HUT ke-17, Gelar Roadsos Banyuwangi Hingga Yogyakarta

Menurut Kabid KB, Ahmadi peserta KB berjumlah 127 terdiri dari 126 MOW dan 1 MOP sebelum menjalani MOW dan MOP telah melalui rapid rest, cek gula lengkap, urine dan torak.

“Setelah menjalani tes sebelumnya dan lolos. Hari ini ada tahapan, verifikasi peserta, cek gula, dan tensi, setelah lolos baru bisa melaksanakan MOW atau MOP, jika tidak lolos ditunda,” ujar Ahmadi.

Dr Yudi Eka, SpoG (K) Onk., Dokter yang melakukan operasi MOW menjelaskan proses MOW. “Disaat pandemi ini peserta MOW menjalani screening sesuai protokol kesehatan, jadi peserta MOW benar-benar sehat,” terang dokter dan juga seorang tentara Angkatan Udara (AU) ini.

“Jadi Tubektomi atau MOW adalah KB permanen bagi perempuan, sehingga perempuan yang sudah cukup dewasa dan tidak ingin mempunyai anak lagi yang jadi peserta MOW. Prosedur MOW adalah pemotongan atau menutup tuba falopi atau saluran indung telur menghubungkan rahim sehingga menghalangi sperma ke tuba falopi. Proses pengerjaan dalam satu jam saya bisa menangani 36 pasien MOW,” pungkas dr. Yudi Eka.

Pejabat Fungsional Koordinator KB-KR BKKBN Jatim, Waluyo Ajeng Lukitowati, S.St., M.M., menjelaskan kegiatan ini adalah permohonan dari dinas KB Kabupaten Tulungagung.

“Kita laksanakan kegiatan MOW dan MOP atas permintaan dinas KB Tulungagung, dan anggaran semua dari BKKBN Jatim,” ungkap Bu Luki.

Pemilik RS Prima Media Tulungagung, dr. Dewi Rahmawati menjelaskan bahwa kegiatan MOW/MOP sudah dilaksanakan selama 5 tahun di RS miliknya.

“Kita bekerjasama dengan BKKBN Jawa Timur untuk menggelar bakti sosial MOW dan MOP. Dimasa pandemi ada protokol kesehatan yang diterapkan, calon peserta diperiksa mulai rapid test, cek darah dan foto torak, dan benar-benar sehat baru bisa MOP atau MOW,” ujar dr Dewi.

Kepala Dinas KBP3A Kabupaten Tulungagung, Drs. Suparni, M.M., menjelaskan berusaha mencapai penduduk seimbang salah satunya MOW dan MOP, salah satu upaya adalah ditingkatkan Pendewasaan Usia Perwakilan (PUP), pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga penduduk seimbang dan berkualitas serta ditingkatkan pemakaian alat kontrasepsi Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP), yaitu: MOW, MOP implan, dan UID. Masa pandemi pelayanan KB tetap berjalan lewat jejaring, sesuai protokol kesehatan. Dan pelayan KB di Kabupaten Tulungagung gratis dan didukung APBD,” terang Suparni.

Baca juga: Perwakilan BKKBN Jatim Siap Songsong Nusantara Baru

Sementara salah satu peserta KB MOW bernama ibu Anik umur 43 tahun menerangkan bahwa ia ikut KB MOW karena faktor usia yang tidak mau mempunyai momongan lagi. “Ikut KB MOW untuk bantu suami, agar tidak berat biaya hidup dan sudah cukup punya anak. Operasi tadi hanya bentar, ga terasa tiba-tiba udah selesai. Rasanya Mantap pokoknya,” ujarnya.

Satu-satunya peserta KB MOP yang diadakan hari ini di Tulungagung, Dwi Hariono umur 51 th mempunyai anak 2, menerangkan ia ber KB untuk menunjang keberhasilan KB di Indonesia dan Membantu meringankan istri.

“Sudah cukup anak, dan katanya bisa lebih sehat. Saya lihat kedepannya memang saya lebih sehat, saya akan sampaikan dan ajak teman-teman ikut vasektomi,” ungkapnya.

Direktorat Bina Pelayanan KB Wilayah Khusus BKKBN Pusat, Dra. Evi Ratnawati, saat ketemu awak media menerangkan bahwa direktorat wilayah khusus salah satunya menangani MOP.

“Minat MOP masyarakat Jawa Timur relatif cukup tinggi. Kedepannya dalam melayani MOP tidak hanya spesialis urulogi tetapi spesialis bedah. Tanggal 2 Desember 2020 BKKBN melakukan MoU dengan persatuan ahli bedah Indonesia. Beberapa tahun lalu kita melatih sekitar 900 dokter umum. Dan sampai sekarang yang melayani vasektomi sekitar 200 dokter umum. Jadi kita merefresh kembali. 900 kita latih sampai saat ini baru melayani sekitar 200 an. Upaya BKKBN meningkatkan peserta MOP dengan mengandeng mitra kerja, adanya kendala kurang pengetahuan masyarakat MOP bahwa MOP adalah kebiri padahal bukan. Pencapaian tinggi MOP di suatu daerah adanya keterlibatan tokoh agama, masyarakat dan tokoh adat,” urai Dra. Evi.

Baca juga: BKKBN Susun GDPK 5 Pilar dan Libatkan Penduduk Secara Aktif di Pembangunan

Kaper BKKBN Jawa Timur, Drs. Sukaryo Teguh Santoso menjelaskan animo masyarakat dalam pelayanan KB cukup tinggi.

“Kita mencoba membuka kembali pelayanan KB khusus MOW. Animo masyarakat cukup tinggi kalau pil tiap bulan, suntik 3 bulan sekali, kalau MOW sekali tindakan sudah selesai. Animo masyarakat cukup tinggi, dan itu tidak bisa kita terima semua. Persyaratan screening cukup tinggi dan pelayanan khusus MKJP MOW itu gratis,” jelas pak Teguh.

Kaper BKKBN Jatim juga menerangkan bahwa berbagai upaya BKKBN Jatim meningkatkan peserta MOW dan MOP salah satunya adalah melakukan KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi).

“Ada pandangan didalam masyarakat, bahwa KB urusan wanita, bukan urusan pria. Kita harus memberi pengetahuan bahwa KB juga urusan pria. Kita lakukan sosialisasi dengan melakukan KIE. Dan rendahnya peserta KB MOP juga dikarenakan faktor provider (dokter yang melayani vasektomi),” urai pak Teguh.

Dalam tahun 2020, BKKBN Jatim menggalakkan pelayanan MOW dan MOP dimulai bulan April, akan tetapi karena adanya pandemi covid 19, pelayanan dicancel. “Karena pandemi sangat luar biasa, pelayanan kita cancel. Kita perhatikan ternyata peserta Drop Out (DO) peserta KB meningkat. Jadi kita ambil kebijakan untuk melakukan lagi pelayanan KB MOP dan MOW. Ternyata animo masyarakat terhadap pelayanan KB cukup tinggi itu bisa dilihat ketika Harganas (Hari Keluarga Nasional) peserta KB MOW dan hari Kontrasepsi sedunia, pencapain target kita diatas 100 persen,” jelas pak Teguh. (Ki SJ )

Editor : hadi

Peristiwa
Berita Terpopuler
Berita Terbaru