Surabaya, Abadinews.id - Kerja keras Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur dalam membangun Kampung Berkualitas sebagai wadah integrasi dalam penggarapan pencegahan perkawinan anak di Jawa Timur mendapatkan apresiasi dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebagai Institusi yang Berkomitmen Tinggi dalam Mengembangkan Kampung Berkualitas di Provinsi Jawa Timur. Dalam acara Penandatanganan Pakta Integritas Pencegahan Perkawinan Anak di Jawa Timur, Penghargaan dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur tersebut, diberikan secara langsung oleh Gubernur Khofifah Indar Parawansa kepada Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Drs. Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd, di Gedung Negara Grahadi, Selasa (06/04).
Dalam sambutannya, Gubernur Provinsi Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengatakan ada nota kesepahaman yang sudah dilakukan, kerjasama sudah terjalin dengan baik di Jawa Timur, terbukti ada government, privat center, partisipasi masyarakat, akademisi dan media, dalam hal ini media juga memiliki peranan yang sangat penting. Sehingga semua pihak berkomitmen bagaimana di Provinsi Jawa Timur ini bisa menurunkan angka pernikahan usia dini. Rabu (07/04/21)
Baca juga: Gunakan Kostum Pejuang, BKKBN Jatim Gelar Peringatan Hari Pahlawan
"Kabupaten Sampang adalah daerah dengan angka dispensasi nikah terendah di Jawa Timur," tutur Khofifah.
Khofifah menjelaskan selama ini, Identifikasi kemiskinan itu tercermin dengan angka pernikahan dini tinggi. Tapi persepsi yang selama ini sudah melekat dapat dibantah oleh Pengadilan Agama Kabupaten Sampang. Sehingga Kabupaten Sampang yang angka kemiskinan masih tertinggi di Jawa Timur namun dispensasi nikah malah terendah.
Khofifah juga menceritakan semasa dirinya mengandung anak keempat, Gus Dur yang saat itu sedang menjabat sebagai Presiden RI memintanya untuk menjadi Kepala BKKBN Pusat.
"Saya hamil anak keempat, Gus. Bagaimana saya menjelaskannya. Saya ingat waktu itu Gus Dur menjawab sekarang yang penting adalah bagaimana membangun ketahanan keluarga," kenangnya.
Gus Dur menjelaskan pasangan yang tidak memiliki keturunan atau pasangan dengan satu orang anak tidak dijamin bahwa mereka tidak bercerai.
Baca juga: Kaper BKKBN Jatim Beri Kuliah Umum 250 Mahasiswa Umsida Tentang Kesehatan
"Yang terpenting itu adalah menjaga ketahanan keluarga dan membentuk keluarga yang berkualitas," jelasnya.
Di Jawa Timur, sambung Khofifah, Kabupaten Pasuruan adalah Kabupaten dengan ketahanan keluarga tertinggi. Untuk itu, diharapkan Kabupaten Pasuruan bisa menjadi role model di Jawa Timur.
Seusai menerima piagam Penghargaan, kepada wartawan Teguh menjelaskan, apresiasi dari Pemprov ini menjadi salah satu pendorong semangat bagi Perwakilan BKKBN Jatim, untuk terus memaksimalkan keberadaan Kampung KB.
"Kenapa? Karena dari Kampung KB yang ada, dari aspek kualitas inikan, 80 persen masih perlu peningkatan kualitas kembali," terangnya.
Baca juga: BKKBN Jawa Timur Pertahankan Sertifikat ISO SMAP
Dengan peningkatan kualitas Kampung KB, dapat menjadikan kampung tersebut lebih mandiri, paripurna dan berkelanjutan. Sehingga, lanjut Teguh, penghargaan ini menjadi pelecut untuk melakukan pembinaan.
"Jadi bagi kami, BKKBN ini harus lebih kenceng lagi, melakukan pembinaan, tentu mendorong juga Kabupaten/Kota. Karena Kampung KB itu pada akhirnya ownernya adalah Kabupaten," paparnya.
Oleh karenanya, BKKBN juga terus mendorong agar Bupati/Walikota turut mensupport keberadaan Kampung KB yang ada di wilayah masing-masing. “Kita mendorong terus Advokasi ke Pak Bupati/Walikota, titip Kampung KB, sebagai sebuah program dalam rangka meningkatkan kualitas dan kesejahteraan keluarga, salah satunya pencegahan pernikahan usia dini," tegasnya.
"Di Tahun 2020, Jawa Timur mencatat jumlah pernikahan dini sebesar 13.5 persen. Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Situbondo merupakan daerah tertinggi di Jawa Timur," tutupnya. (AD1)
Editor : hadi