Abadinews.id, Malang - Persoalan gagal tumbuh pada anak (stunting) menjadi tantangan dalam pembangunan manusia Indonesia yang berkualitas. Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan (Lalitbang) BKKBN, Prof. drh. Muhammad Rizal Martua Damanik, MRepSc., PhD., mengungkapkan ada beberapa program yang akan dilakukan untuk mencegah stunting, yaitu: program perencanaan kehamilan untuk menjaga jarak kehamilan yang juga menentukan kualitas anak, dan perencanaan pra nikah, disampaikan pada saat kuliah umum di Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Malang, Kamis (06/10).
Deputi Lalitbang menyampaikan, perencanaan keluarga sangat berperan penting untuk mengurangi angka stunting, termasuk perencanaan keluarga baru atau perencanaan calon pengantin.
Baca Juga: Gunakan Kostum Pejuang, BKKBN Jatim Gelar Peringatan Hari Pahlawan
Mengenai perencanaan pra nikah, Prof. Rizal Damanik mengatakan, akan ada edukasi tentang kesehatan reproduksi yang baik dan mempersiapkan kehamilan yang sehat. Pendekatan tersebut perlu dilakukan sejak dini, dari hulu memberi konseling pra nikah mencegah terjadinya stunting memberi pemahaman tentang kesehatan reproduksi, termasuk persiapan psikologi dan ekonomi.
“Ayo para calon promotor kesehatan mari galakkan dan sosialisasikan Pre Konsepsi kepada Calon Pengantin (CATIN), No More Stunting Baby, jangan menikah dibawah 21 tahun dan melahirkan diatas 35 tahun. Yang kedua Ibu Hamil, harus makan makanan yang bergizi, beragam dan seimbang Jika ibu sudah melahirkan harus mempraktekkan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan ASI Eksklusif selama enam bulan”, tutur Prof. Rizal.
Baca Juga: Kaper BKKBN Jatim Beri Kuliah Umum 250 Mahasiswa Umsida Tentang Kesehatan
Lebih lanjut Wakil Direktur III Bidang Kemahasiswaan Polkesma, Dr. Ganif Djuwadi, SST., S.Pd., M.Kes menyambut baik dan menyampaikan terima kasih atas waktu telah diluangkan oleh Deputi Lalitbang sehingga kuliah tamu ini bisa terlaksana. Selain itu, strategi ini juga diharapkan akan mampu menguatkan kerjasama dan sinergitas yang baik antara BKKBN dan Polkesma.
Peran generasi muda atau remaja sebagai calon keluarga diharapkan mampu membekali dirinya dalam upaya membangun keluarga berkualitas. Promkes siap berkontribusi sebagai promotor dan konselor melalui kegiatan kemahasiswaan, antara lain melalui praktek edukasi, Praktek Kerja Lapangan (PKL), MoU, Pusat Informasi Konseling Remaja/Mahasiswa dan KKN Tematik yakni mengusung program-program khusus diantaranya mengenai penurunan angka stunting, ujar Pak Ganif.
Baca Juga: BKKBN Jawa Timur Pertahankan Sertifikat ISO SMAP
Pada kesempatan yang sama Koordinator Bidang Latbang Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Sukamto, SE., M.Si menyampaikan bahwa dalam percepatan penurunan stunting diperlukan kolaborasi dan sinergitas dengan Perguruan Tinggi. Secara intensif dapat ditindaklanjuti dengaan OPD-KB Kota dan Kabupaten Malang.(AD1)
Editor : hadi