Perempuan Bersanggul Selenggarakan Wilujengan Suro Pungkasan

avatar abadinews.id
Perempuan bersanggul di Wilujengan Suro Pungkasan
Perempuan bersanggul di Wilujengan Suro Pungkasan

Malang, Abadinews.id - Bagi masyarakat Jawa, bulan Suro sebagai awal tahun Jawa juga dianggap sebagai bulan itimewa yang sakral atau suci, bulan yang tepat untuk melakukan renungan, tafakur, dan introspeksi untuk mendekatkan dengan Yang Maha Kuasa. Oleh karena itu bulan suro bagi orang jawa merupakan bulan penuh makna, Senin (06/09/21).

Banyak perintatan dan perayaan bulan suro dilakukan oleh masyarakat jawa. Umumnya pada awal tahun malam satu Suro dilakukan peringatan. Selain itu peringatan juga dilakukan mulai dari hari pertama sampai dengan hari kesepuluh. Atau hanya bertepatan hari ke 10 bulan Suro saja juga dilakukan peringatan.

Baca Juga: Kakang Mbakyu Kota Malang Ramaikan Festival Dolanan di Kampung Dolan

Ada pula pada tanggal 15 Bulan suro juga dilakukan peringatan. Tak terkuali menjelang penghujung bulan Suro masih ada sebagian masyarakat jawa yang masih mneyelenggarakan peringaatan yang tidak lain adalah perigaran suro Pungkasan.

Kali ini, Sabtu 4 September 2021 Perkumpulan Perempuan Bersanggul Nasional (PBN) menyelenggarakan Wilujengan Suro Pungkasan di Kediamana Artis Maharani Kahar Songgoriti Kota Batu. tujuannya adalah memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa memanjatkan doa-doa keselamatan utamanya terhindar dari mongso pageblug dan dijauhkan dari Pandemic Covid-19.

Wibie Mahardika Suryomentaram Budayawan dari Malang menyampaikan “Bulan suro merupakan bulan untuk berintropeksi dan mawas diri sekaligus bulan berbagi untuk kebersamaan dalam keragaman”. Kalau kita bersama sama dalam keragaman membangun kesadaran niscaya segala macam gangguan godaan pagebluk dan lain sebagainya akan sirna dengan sedirinya. Tambah Wibie alumnus Filsafat UGM.

Baca Juga: Finalis Kakang Mbakyu Kota Malang Ramaikan Festival Buk Gluduk

Pada Kesempatan itu Ries Handana Ketua Perempuan bersanggul Nasional juga mengatakan bahwa acawa wilujengan Suro Pungkasan sengaja di tempatkan di batu dengan alasan bahwa “Kota Batu merupakan dataran tertinggi sebagai penanda bahwa semaksimal mungkin kita meninggikan doa-doa kita momohon keselamatan dan meminta berkah pada Tuhan yang Maha Esa”.

Ries Handana juga menyampaikan bahwa Perempuan Bersanggul Nasional akan senantiasa melakukan gerakan gerakan budaya yang tujuannya adalah turut serta melestarikan tradisi leluhur bangsa. “Kali ini PBN mrempunyai 18 cabang yang tersebar secara Nasional dan 3 cabang Lur Negeri”. Ini murni gerakan pelestarian busana nusantara yang masuk dalam kategori objek pemajuan kebudayaan nasional.

Baca Juga: Dikbud Kota Malang Gelar Anugrah Insan Budaya di Hari Pahlawan

Acara sangat meriah sebelum semua yang hadir makan bersama dengan nasi kembul bojono, acara didoakan dengan mantra-mantra oleh Ki Demang Penggagas Kampung Budaya Polowijen lengkap dengan uborampe dan bubur suro pungkasan. Acara juga di hibur dengan lagu-lagu keroncong oleh Artis lawas asli Batu Maharani Kahar Pelantun lagu desember Kelabu serta beberapa artis batu lainnya seperti Intan Hapsari Putri.

Menurut Sany Repriandini Koordinator Perempuan Bersanggul Nasional Malang Raya acara ini diselenggarakan 2 hari. "acara hari ini sabtu Wilujengan Suro Pungkasan sekaligus ramah tamah, dan acara minggu akanndikemas dalam bentuk edukasi budaya." Hari minggu acara dilanjutkan dengan mengunjungi candi Jagho dan candi Kidal di wilayah Kabupaten Malang dan di sana akan belajar tentang candi dan relief-relief serta belajar tentang budaya. Semua pesertanya berkebaya, pungkasnya. (Bejo)

Editor : hadi

abadinews.id horizontal

Berita Lainnya

abadinews.id horizontal