JAKARTA, Abadinews.id - Peminat properti di Jawa Timur mengalami peningkatan. Selama Kuartal II-2021, Jatim tercatat sebagai wilayah dengan pertumbuhan minat pembelian properti tertinggi di Indonesia.
Catatan tersebut disambut positif Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti. Senator asal Jawa Timur itu optimis hal tersebut mengindikasikan akan segera membaiknya perekonomian di Indonesia, khususnya Jawa Timur.
Baca Juga: LaNyalla Dorong Strategi Khusus Dukung Program Swasembada Pangan
"Semakin tumbuhnya minat masyarakat terhadap properti jelas menjadi angin segar untuk kita. Ini bisa juga menandakan jika perlahan perekonomian mulai membaik. Kita berharap kondisi positif ini bisa terus meningkat," tutur LaNyalla, Jumat (13/08/21).
Menurut mantan Ketua Umum PSSI itu, pandemi telah membuat masyarakat sangat selektif dalam menggunakan uangnya.
"Perekonomian sangat tertekan saat pandemi. Masyarakat pun cenderung hati-hati. Jika akhirnya peminat properti meningkat, tentu kita berharap hal ini karena situasi yang terus membaik," harapnya.
Baca Juga: Pengusaha Dapat Tagihan Dadakan, LaNyalla: Ditjen Pajak Tak Main Todong
Pertumbuhan minat pembelian properti di Jatim meningkat hingga mencapai 8 persen. Angka ini lebih tinggi dari DKI Jakarta serta daerah-daerah pendukungnya, seperti Depok, Bogor, Bekasi, dan Tangerang.
Menariknya, pertumbuhan di Jawa Timur ini tidak hanya terpusat di satu daerah seperti Surabaya. Melainkan meliputi Sidoarjo, Malang, Gresik, dan sekitarnya.
"Minat yang tinggi ini dipacu juga ketersediaan fasilitas infrastruktur, seperti jalan tol, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Pelabuhan Teluk Lamong, dan lain sebagainya. Hal ini merupakan langkah awal pertumbuhan ekonomi yang tentunya akan semakin membaik pasca kita melewati pandemi Covid-19," tutur LaNyalla optimistis.
Baca Juga: LaNyalla Siap Tindaklanjuti Aduan Warga Soal Dugaan Mafia Tanah di Jatim
Meski pertumbuhan jumlah pencari properti secara nasional sangat baik, tren suplai pasokan dan permintaan masih belum seimbang. Permintaan tercatat hanya berada pada angka 7,7 persen, sementara pasokan 16,2 persen. Tren suplai properti terbesar masih terkonsentrasi di tiga lokasi utama, yaitu DKI Jakarta (38,6 persen), Jawa Barat (23,1 persen), dan Jawa Timur (16,2 persen).
"Untuk mempercepat pemenuhan minat masyarakat terhadap properti, kita berharap tren pasokan diimbangi. Pertumbuhan positif ini harus semakin menambah gairah masyarakat, khususnya dalam minat kepemilikan aset properti," kata LaNyalla lagi.(AD1)
Editor : hadi