Malang, Abadinews.id - Berbagai upaya pelestarian tradisi dan budaya dalam rangka meningkatkan kecintaan terhadap warisan leluhur dan nenek moyang kita dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Salah satunya di Kelurahan Ngablik Kecamatan Batu Kota Batu. Hari Sabtu 12 Juni 2021 kedatangan tamu Perkumpulan Perempuan Sanggul Nusantara bersama dengan Komunitas Perempuan Sanggul Kebaya Mbois Malang Raya. Minggu (13/06/21)
Kedatangan komunitas itu di sambut oleh Ketua TP PKK Kota Batu Wibi Asri Punjul Santoso Istri dari Wakil Walikota Batu di dampingi Lurah Ngaglik Edwin Yogaspatra Harahap. Kunjungan secara formal ditandai dengan pemberian sumbangan sejumlah pakaian kebaya lengkap dengan jarik kepada pelaku seni budaya di Kelurahan Ngaglik.
Baca Juga: Forkopimda Jatim Kejar Capaian Target Vaksin di UB dan Warga Malang
Wibi Asri Punjul Santoso mewakili masyarakat Kota Batu menyampaikan ucapan terima kasih atas support dan bantuan dari Perkumpulan Perempuan Bersanggul Nusantara bersama dengan Komunitas Perempuan Sanggul Kebaya Mbois Malang Raya. “ini luar biasa perhatian kepada kami dan mengingatkan bahwa kami harus kembali mencintai budaya dan tradisi jawa.”
Pakaian jawa adat ketimuran harus kita jaga dan kita lestarikan, kebaya dan sanggul itu busana agung dan anggun yang bisa membentuk kepribadian kita sebagai orang Jawa.
Tak kalah menarik Lurah Ngaglik Edwin Yogaspatra Harahap mendapatkan penghargaan dari Perkumpulan Perempuan Sanggul Nusantara yang selama ini menunjukkan dedikasi terhadap upaya pelestarian pakaian tradisional jawa karena telah membuat keputusan dan mewajibkan warga kelurahan Ngaglik pada hari tertentu menggunakan batik produksi kelurahan Ngaglik. Pemberian penghargaan disampaikan langsung oleh Bapak Ries Handana Ketua Perkumpulan Perempuan Sanggul Nusantara yang datang langsung dari Surabaya bersama rombongannya.
“Di Kelurahan Ngaglik sudah terbentuk Lembaga adat dan sudah melakukan Rembug Adat, dimana nantinya lembaga ini yang akan bertanggungjawab pada kegiatan ritual adat istiadat, tradisi dan menjaga warisan budaya kita,” ungkap Edwin seraya memperkenalkan potensi wisata budaya yang dapat dinikmati di Kelurahan Ngaglik. Ke depan Kelurahan Ngaglik juga akan membuat wisata kampung jawa. Nantinya akan ada tempat di mana wisatawan belajar aksara jawa, permainan tradisional jawa, dan budaya Jawa. Rencananya beberapa rumah akan dijadikan gallery batik di mana wisatawan bisa berbelanja dan membuat batik di Ngaglik.
Ries Handana dalam sambutannya menyampaikan bahwa pelestarian tradisi melalui busana jawa utamanya sanggul dan kebaya merupakan upaya pemajuan kebudayaan sesuai dengan amanah Undang-Undang Nomor 5 tahun 2017.
“Dengan berbusana sesuai dengan adat kita sebagai orang jawa dapat mengarahkan kita untuk belajar budi pekerti, sopan santun, adat istiadat kita sebagai orang jawa.”
Baca Juga: Kapolres se-Malang Raya Dapat Pengarahan SOP Prokes dari Tim Supervisi
Sebagaimana pepatah jawa Ajining diri saka lathi, ajining raga saka busana. Kalau kita ingin dihargai orang sangat tergantung dari apa yang kita bicarakan dan busana yang kita gunakan. Dengan berbusana jawa kita turut serta memajukan objek-objek pemajuan kebudayaan, tutur Ries Handana yang berprofesi sebagai arsitek jawa.
Di kesempatapan itu Ki Demang Penggagas Kampung Budaya Polowijen yang turut serta mengikuti kegiatan tersebut juga menyampaikan apresiasi positif kepada pemerintah daerah di Malang Raya yang mewajibkan pegawainya memakai pakaian khas daerah pada hari hari tertentu.
“Sudah semestinya pemerintah di Malang Raya ini menetapkan busana Malangan sebagai pakaian khas daerah.”
Sudah banyak kajian dan contoh-contoh yang dapat di jadikan rujukan salah satunya udeng Malang, motif-batik untuk jarik mungkin juga untuk kebaya yang dapat diambil dari ornament dan relief candi-candi di Malang.
Baca Juga: Gubernur Dampingi Panglima TNI Tinjau Vaksin Covid-19 se-Malang Raya
Di akhir acara Sany Repriandini Ketua Komunitas Perempuan Sanggul Kebaya Mbois Malang Raya menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak hanya pemberian donasi kebaya dan pemberian penghargaan kepada lurah Ngaglik saja. Kegiatan ini juga di lengkapi dengan pameran batik Ngaglik, Fashion show serta flashmob.
“Kegiatan kita ini banyak, diantaranya ikut memperingati hari besar nasional, kegiatan adat dan tradisi, lomba kebaya serta kunjungan ke komunitas kebaya dan donasi.”
Kita sering memakai kebaya dan ikut upacara di Balaikota Malang, kunjungan edukasi ke komunitas kebaya serta donasi ke korban bencana juga. Pemberian kebaya juga pernah kita lakukan di Kampung Budaya Polowijen sebayak 40 stel kebaya khusus untuk anak-anak dan remaja, ungkap Sany sambil menunjukan bahwa besok hari Minggu juga ada kegiatan serupa di Kabupaten Malang. (Er)
Editor : hadi