Jember - Pemerintah Jerman melalui Deutscher Akademischer Austauschdienst (DAAD) menawarkan kesempatan kerjasama penelitian kepada Universitas Jember. Informasi ini disampaikan langsung oleh Christian Rabl, staf DAAD Kantor Jakarta, saat menjadi pembicara dalam kegiatan “German Research InfoDay in East Java” yang digelar di gedung rektorat pada tanggal 28 kemarin.
Menurut Christian Rabl, Jerman menjadi negara yang tepat guna melakukan penelitian baik dalam rangka studi doktoral maupun pacsa doktoral mengingat Jerman adalah salah satu negara yang memiliki tradisi panjang penelitian yang terbukti telah banyak menghasilkan inovasi.
Baca Juga: The Alana Surabaya is Back, Majukan Dunia Pendidikan dan Pariwisata
Kemajuan penelitian di Jerman ini didukung oleh komitmen pendanaan penelitian yang besar, baik dari pemerintah maupun lembaga non pemerintah serta industri. Pemerintah Jerman memberikan perhatian besar terhadap bidang research and development, terbukti 3 persen GDP Jerman diperuntukkan bagi riset. Dukungan dana yang besar ini membuat atmosfer penelitian di Jerman sangat berkembang, tercatat ada 686 ribu orang yang berkecimpung di bidang riset di Jerman. Bahkan DAAD sendiri sudah memberikan dana bagi 14.597 orang bagi peneliti dari luar Jerman.
“Ada tiga sektor pemberi dana penelitian di Jerman, yakni pemerintah, lembaga non pemerintah dan sektor industri. Uniknya 69 persen dana penelitian di Jerman berasal dari sektor industri, tidak heran jika kemudian industri Jerman terkenal dengan inovasinya mengingat sektor penelitian selalu menjadi perhatian. Di Jerman sendiri hingga saat ini ada 375 ribu peneliti dari berbagai negara yang sedang studi dan melakukan penelitian di Jerman. Jadi tunggu apalagi, ayo meneliti di Jerman,” ajak Christian Rabl kepada seratus peserta yang terdiri dari dosen di Kampus Tegalboto, serta dosen dari PTN dan PTS di Besuki Raya. Tampak pula dosen dari ITS Surabaya, Universitas Trunojoyo Madura, Universitas Negeri Semarang bahkan dari Universitas Hasanuddin Makassar.
Baca Juga: Emil Pastikan Fokus Kesehatan, Pendidikan, Kemiskinan dan Pengangguran
Dalam kesempatan ini Christian Rabl memberikan penjelasan dan konsultasi mengenai prosedur penelitian di Jerman untuk studi doktoral maupun pasca doktoral, lengkap dengan sosialisasi skema beasiswa yang disediakan oleh pemerintah Jerman, lembaga penelitian non pemerintah dan sektor industri. Peserta juga mendapatkan tambahan informasi mengenai seluk beluk studi di Jerman dari dua orang alumninya, yakni Dr. Rer. Nat Kartika Senjarini dari Program Studi Biologi FMIPA Universitas Jember yang kuliah di Rostock University, dan Ari Satia Nugraha, PhD., dosen Fakultas Farmasi Universitas Jember yang telah melakukan penelitian pasca doktoral di Leibniz Intitute for Plant Biochemistry.
Sementara itu menurut Olivia Jeanne Sopacua, staf DAAD Kantor Jakarta yang turut hadir, pemilihan Universitas Jember sebagai lokasi kegiatan German Research InfoDay in East Java tidak lepas dari kiprah para alumni Jerman di Kampus Tegalboto. “Kami sangat mengapresiasi usaha para alumni Jerman di Universitas Jember yang pada tahun 2017 berhasil menghadirkan penerima nobel Prof. Harald zur Hausen dari Heidelberg University, sebab tidak semua perguruan tinggi mampu melakukannya. Hal ini membuktikan bahwa alumni Jerman di Universitas Jember sangat solid,” ujar Olivia Jeanne Sopacua saat bertemu rektor Universitas Jember sebelum acara dimulai.
Baca Juga: Pendidikan Vokasi Jadi Pondasi Penguatan Ekonomi Kreatif
Apresiasi dari DAAD Kantor Jakarta disambut hangat oleh Moh. Hasan, Rektor Universitas Jember. Dirinya menyambut baik tawaran kerjasama penelitian ini bahkan menginginkan kerjasama diantara dua lembaga makin ditingkatkan di area yang lebih luas. “Selama ini kerjasama yang terjalin masih fokus kepada studi lanjut bagi dosen dan di bidang penelitian, misalnya yangs udah kita lakukan dengan Flensburg University of Applied Science dan Biberach University. Untuk itu saya berharap kerjasama ini akan berlanjut di bidang pengabdian kepada masyarakat, khususnya bagaimana penerapan teknologi tepat guna seperti energi terbaharukan mengingat Universitas Jember memiliki program Universitas Jember Membangun Desa,” tutur Moh. Hasan.
Ditemui di sela-sela acara, Kartika Senjarini, alumnus Jerman di Universitas Jember menjelaskan keuntungan meneliti di Jerman. “Selain unggul di bidang penelitian, pemerintah Jerman juga sangat memperhatikan para alumninya. Seperti kami di Universitas Jember selalu diperhatikan sehingga setiap tahun bisa mengadakan berbagai acara dengan dukungan DAAD dan pemerintah Jerman,” ungkapnya. Kegiatan German Research InfoDay dibuka oleh Zulfikar, Wakil Rektor I, yang dalam sambutannya meminta peneliti Universitas Jember memanfaatkan kesempatan emas ini untuk mencari mitra penelitian di Jerman. “Kita memiliki 300 kelompok riset yang jika berhasil mendapatkan mitra di Jerman maka tentu saja kemajuannya bakal luar biasa,” pungkas Zulfikar yang ingin lebih banyak dosen di Kampus Tegalboto yang studi di Jerman.
Editor : Redaksi