Perkuat Strategi Penurunan Stunting di Jatim, Rakornis Bangga Kencana

avatar abadinews.id
Kaperwil BKKBN Jatim Sukaryo Teguh Santoso saat membuka Rakornis Bangga Kencana
Kaperwil BKKBN Jatim Sukaryo Teguh Santoso saat membuka Rakornis Bangga Kencana

Surabaya, Abadinews.id - Penurunan angka Stunting menjadi isu utama Rapat Koordinasi Teknis Kemitraan Program Bangga Kencana yang digelar Perwakilan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Timur, di Ruang Lestari kantor Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, jalan Airlangga 31-33 Surabaya, Selasa (09/03/21).

Hadir dalam acara, Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Timur, Arumi Bachsin Emil Dardak, SE., Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Timur, Drs. Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd., Ketua IBI Provinsi Jawa Timur, Lestari, SST., S.H., M.kes., dan Panglima Kodam V/Brawijaya, Mayjen TNI Suharyanto diwakili Aster Kasdam V/Brawijaya, Kolonel Infantri Ahmad Basuki, SIP., yang hadir secara virtual.

Baca Juga: IPeKB Rayakan HUT ke-17, Gelar Roadsos Banyuwangi Hingga Yogyakarta

Turut hadir secara virtual, Kepala DP3AK Provinsi Jawa Timur, Kepala Bakorwil I-V Prov. Jatim, Pimpinan Organisasi Masyarakat Mitra BKKBN Jatim, Ketua DWP Perwakilan BKKBN Jawa Timur, Kepala OPD-KB Kabupaten/Kota, Ketua TP PKK Kabupaten/Kota, Ketua PC IBI Kabupaten/Kota, dan Para Penyuluh KB.

Koordinator bidang Adpin, Dra Sofia Hanik, M.M., sebagai ketua panitia menerangkan penyelenggaraan Rakornis sebagai intregrasi dan akselerasi program Bangga Kencana dengan mitra dalam mendukung penurunan stunting di Jawa Timur.

"Kegiatan Rakornis ini diselenggarakan dalam rangka menguatkan komitmen pelaksanaan program Bangga Kencana dengan mitra. Dan diharapkan menghasilkan rencana kerja untuk pelaksanaan program Bangga Kencana 2021," tutur Sofia Hanik.

Arumi Bachsin sebagai Bunda GenRe (Generasi Berencana) Jawa Timur pada kesempatan ini mengukuhkan 35 Ketua TP-PKK Kabupaten/Kota se-Jatim sebagai Bunda GenRe Kabupaten/Kota secara virtual. Acara dilanjutkan dengan pembacaan ikrar Bunda GenRe Kabupaten Bangkalan yang diikuti Bunda GenRe Kabupaten/Kota se-Jawa Timur, dan pemasangan selempang Bunda GenRe dari Bunda GenRe Jawa Timur ke Bunda GenRe Kabupaten Bangkalan.

Ditempat yang sama, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Sukaryo Teguh Santoso saat membuka Rakornis yang bertema Pemantapan Program Bangga Kencana di Masa Pandemi mengucapkan selamat kepada Ketua TP-PKK Kabupaten/Kota yang baru saja dinobatkan sebagai Bunda GenRe Kabupaten/Kota.

"Remaja memang harus menjadi prioritas program apapun, khususnya program Bangga Kencana. Hal ini karena beberapa hal, yaitu Populasi remaja sangat besar, 50ri jumlah penduduk saat ini adalah generasi millenial dan zilenial dan 50% nya adalah penduduk usia 10-24 tahun/remaja). Artinya 1 dari 4 penduduk Indonesia adalah Remaja," terang Teguh.

Mantan Kaper BKKBN Provinsi Jawa Barat ini menerangkan kehidupan remaja saat ini membutuhkan bimbingan. "Perwujudan Keluarga Berkualitas sangat tergantung dari kualitas kehidupan di usia remaja. Dan dimasa Bonus Demografi yang puncaknya akan kita alami pada tahun 2030, apakah merupakan peluang atau bencana, itupun sangat ditentukan oleh kualitas remaja saat ini," jelasnya.

Pria asal Pekalongan, Jawa Tengah ini menjelaskan bahwa dalam Rakornis kali ini membahas tentang Percepatan Penurunan Stunting menjadi tema utama, karena  isu stunting merupakan tantangan terbesar dalam mewujudkan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas.

Baca Juga: Perwakilan BKKBN Jatim Siap Songsong Nusantara Baru

"Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Tahun 2019, prevalensi stunting di Indonesia sebesar 27,7 %, merupakan urutan ke-4 Dunia. Jumlah ini masih jauh dari standar WHO yang seharusnya di bawah 20 persen. Meskipun sudah mengalami penurunan dari tahun 2015 sebesar 29%, namun penurunannya masih lambat, yaitu rata-rata 0,3% per tahun, yaitu masih dibawah scenario pesimis. Sesuai dengan Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting bila menggunakan skenario pesimis 1-1,5%; moderat 1,5 – 2%; dan scenario optimis 2- 2,5%," papar Teguh.

"Bapak Presiden RI beberapa waktu yang lalu telah menegaskan agar pada tahun 2024, Balita stunting di Indonesia tidak lebih dari 14 %. Artinya bahwa selama selama 3,5 tahun kedepan kita harus mampu menurunkan 13,7 % atau rata-rata 4 % per tahun. Untuk mencapai kondisi tersebut tentunya dibutuhkan kerja keras, kerjasama, kolaborasi dan upaya operasional di akar rumput," bebernya.

Teguh menambahkan Hasil penelitian di 137 negara berkembang, faktor penyebab terjadinya stunting, antara lain, Nutrisi ibu selama hamil, kehamilan usia remaja, interval kelahiran pendek, produksi ASI yang tidak memenuhi kebutuhan bayi, rendahnya kualitas MPASI, infeksi berulang dan faktor lingkungan. Kondisi ini ditandai dengan pelambatan kenaikan berat badan pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Dalam upaya pencegahan Stunting Program Bangga Kencana memiliki peran besar melalui program-program teknisnya antara lain, GenRe (Penyiapan Kehidupan Keluarga bagi Remaja), Pengaturan Kelahiran/kehamilan, Pembinaan Ketahanan Keluarga, dan Pemberdayaan Ekonomi Keluarga.

Baca Juga: BKKBN Susun GDPK 5 Pilar dan Libatkan Penduduk Secara Aktif di Pembangunan

"Dalam mendukung percepatan penurunan stunting di Indonesia tahun 2024 sebesar 14 %, BKKBN melalui program Bangga Kencana memfokuskan pada intervensi hulu yang bertujuan untuk mencegah lahirnya bayi stunting baru," ucapnya.

Ada lima strategi yang telah disusun dalam penurunan stunting, yaitu Mencegah kelahiran bayi berpotensi stunting, Pengasuhan 1000 HPK, Memperkuat basis data intervensi dan monitoring stunting, Promosi dan Pelembagaan keterlibatan masyarakat, dan Kemitraan penanganan stunting. Ke-5 strategi ini didukung oleh 12 Kegiatan Prioritas.

Teguh menyampaikan bahwa pada tahun 2021, Pemerintah telah menargetkan pencapaian sasaran strategis program Bangga Kencana Provinsi Jawa Timur, yaitu: menurunkan angka kelahiran total (Total Fertility Rate/TFR) menjadi 1,91 per-1000 WUS. Angka kelahiran remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15-19) menjadi 30 kelahiran per 1000 WUS usia 15- 19 tahun, meningkatkan prevalensi pemakaian kontrasepsi modern (Modern Contraceptive Prevalence Rate/mCPR) menjadi sebesar 65,66 persen, menurunkan kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (Unmet Need) menjadi 7,18 persen, dan meningkatkan median Usia Kawin Pertama perempuan menjadi 21 tahun.

"Untuk mencapai sasaran tersebut, kami membutuhkan dukungan Bapak dan Ibu mitra kerja BKKBN sampai dengan akar rumput. Pencapaian sasaran tersebut dalam rangka percepatan penurunan stunting di Jawa Timur," harap Teguh.

Terkait program Pendataan Keluarga (PK) BKKBN tahun 2021, Teguh meminta dukungan kepada semua pihak untuk mensukseskan Pendataan Keluarga 2021. "1 April sampai 31 Mei 2021, kami akan melaksanakan Pendataan Keluarga dan akan menyasar seluruh keluarga di Jawa Timur kurang lebih 12,8 juta keluarga. PK 21 ini sebagai upaya untuk menyiapkan data dan informasi mikro tentang keluarga yang akan digunakan untuk operasional program Bangga Kencana di lapangan. Kami mohon dukungan Bapak/Ibu untuk mensukseskan PK 2021," tutupnya. (AD1)

Editor : hadi

abadinews.id horizontal

Berita Lainnya

abadinews.id horizontal