Surabaya, Abadinews.id - Satreskrim melumpuhkan dua pelaku pembunuhan tukang ojek pangkalan Terminal Purabaya (Bungurasih) yang tewas dibunuh di Jalan Pragoto Simokerto, Surabaya dan motor korban dirampas pada awal April 2019 lalu. Sabtu (09/01/21)
Kedua pelakunya ST dan SR sama-sama warga, Desa Pasarenan, Kec. Kedundung, Kab. Sampang. Sementara A yang kini buron (DPO) juga warga Sampang.
Baca juga: Polrestabes Surabaya Tangkap Tersangka Pelecehan Dua Siswi SMP di Surabaya
Dari tiga pelaku yang terlibat, baru dua yang berhasil diamankan. Bahkan, karena berusaha kabur saat ditangkap, kedua pelaku dilumpuhkan kaki dengan timah panas.
Wakasat Reskrim Polrestabes Surabaya, Kompol Ambuka Yudha Hardi Putra didampingi Kanit Resmob, Iptu Arief Rizky Wicaksana, mengatakan "Kedua pelaku ini kami amankan kemarin, di tempat persembunyiannya di daerah Bendul Merisi, Surabaya. Mereka juga terpaksa kami lumpuhkan karena berusaha kabur saat kami amankan."
Para pelaku tersebut dapat diamankan setelah pihaknya mendapatkan informasi keberadaan mereka. Setelah diselidiki ternyata benar, tutur Ambuka.
Baca juga: Satreskrim Polrestabes Surabaya Tetapkan Oknum Pendeta Sebagai Tersangka Kasus KDRT
"Dari rekaman CCTV, barang bukti hingga keterangan saksi yang kita cocokkan benar. Pelaku langsung kami amankan dan lumpuhkan," terangnya.
Ia mengatakan, para pelaku yang ditangkap merupakan residivis. Untuk tersangka Slamet, yang merupakan otak pembunuhan ini, pernah ditahan di Polsek Simokerto pada 2018 atas kasus judi togel dan divonis 7 bulan.
Sementara tersangka Sakur, pernah ditahan di Polsek Wonokromo pada 2018 atas kasus pencurian becak, juga divonis 7 bulan penjara.
Baca juga: Satreskrim Polrestabes Surabaya Tangkap 3 Tersangka Sindikat Curanmor
"Komplotan ini mengaku sudah lima kali ini melakukan hal yang serupa, yakni pencurian dengan kekerasan (Curas). Namun, korbannya yang dibunuh baru yang ini. Motifnya murni Curas," jelas Ambuka.
"Saat ini kasusnya masih akan kami kembangkan. Karena masih ada satu tersangka lagi yang belum tertangkap. Termasuk mendalami kemungkinan korban atau TKP lainnya," pungkasnya. (AD1)
Editor : hadi