Abadinews.id, Malang - Pacar kiper Arema FC Adilson Maringa, Tiphaine Poulon akhirnya buka suara terkait pemukulan yang dialami kekasihnya setelah laga Arema menjamu Persebaya, pada Kamis (01/10) di stadion Kanjuruhan.
Tiphaine Poulon membenarkan informasi adanya kekerasan yang dilakukan Aremania terhadap pemain Arema FC.
Baca juga: Polres Gresik Bantu Pengamanan Laga Persebaya vs Arema FC
Kiper Adilson Maringa disebutnya, mendapatkan pukulan di bagian perut dan makian yang diduga dilakukan Aremania.
Tiphaine Poulon mengatakan, kekerasan itu diterima kekasihnya Adilson Maringa usai pertandingan di Stadion Kanjuruhan yang berakhir tragedi.
Kesaksian Tiphaine Poulon itu diungkapkan di story Tiktoknya Tiphaine pada Senin (03/10).
Story Tiphaine kemudian viral di twitter. Dari kesaksiannya Tiphaine Poulon mengatakan bahwa saat itu kekasihnya Adilson Maringa mau meminta maaf kepada suporter karena kalah 2-3 oleh Persebaya Surabaya dalam pertandingan Liga 1.
Saat itu, tim sudah mulai mundur masuk ke ruang ganti pemain. Namun, ketika itu kiper andalan Arema FC itu tertinggal. Tiba-tiba ada dua tiga orang Aremania mau memeluk Adilson Maringa.
Namun kata Tiphaine, sejumlah orang lainnya yang meringsek masuk ke lapangan justru mau menghajar kekasihnya itu.
Baca juga: Laga Derby Jatim Persebaya vs Arema FC Berlangsung Aman dan Kondusif
Ada sekitar 20 orang yang hendak mau menghajar Adilson Maringa.
Bahkan saat itu Adilson Maringa terkena pukul di bagian perutnya oleh salah satu pria yang diduga Aremania.
Saat itu juga, Adilson Maringa dimaki dengan kata kotor oleh sejumlah pria yang diduga Aremania.
Padahal kata Tiphaine Poulon, tadinya Adilson Maringa hendak memeluk balik fansnya namun hal itu terhalang oleh sejumah pria yang menghadangnya.
Baca juga: Muhammad: Polri Sebagai Pengamanan di Tragedi Kanjuruhan
Adilson Maringa kemudian diselamatkan oleh Kepolisian dan berhasil masuk ke ruang ganti pemain.
Diketahui sebelumnya 125 orang dinyatakan meninggal dalam tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Mereka yang tewas lantaran terinjak-injak dan sesak nafas saat berupaya mencari jalan keluar dari Stadion Kanjuruhan.
Kepanikan suporter Aremania yang hendak keluar stadion dipicu dari gas air mata yang dilontarkan oleh Polisi sesaat ribuan penonton menorobos masuk ke tengah lapangan Stadion Kanjuruhan.(AD1)
Editor : hadi