Abadinews.id Surabaya - Yatim Mandiri sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional mempunyai berbagai macam program kemandirian. Salah satunya paling mencolok adalah Mandiri Entrepreneur Center (MEC). Terutama memandirikan Yatim Dhuafa di Indonesia, membantu Yatim Dhuafa di negeri ini untuk bisa berdiri dengan tegap di kaki sendiri. Pada tahun 2022 ini Yatim Mandiri memasuki usianya yang ke-28 tahun, focus pada usaha untuk memandirikan Yatim Dhuafa di Indonesia. Selain itu, Yatim Mandiri juga merilis buku dengan judul Jejak-jejak Kemandirian.
M. Arief, Kepala Mandiri Entrepreneur Center, menuturkan, Yatim Mandiri juga merilis buku dengan judul Jejak-jejak Kemandirian. Buku ini adalah rangkuman kisah proses kemandirian para alumni Mandiri Entrepreneur Center (MEC).
Baca juga: Yayasan Yatim Mandiri Gelar Doa Bersama dan Salurkan Beasiswa untuk 17.000 Yatim Dhuafa
"Sebanyak 17 kisah sukses para alumni MEC diceritakan dengan detil dan apik. Sehingga bisa menambah semangat para pembaca. Mulai bagaimana kehidupan para anak yatim setelah sang ayah meninggal, bagaimana mereka mengenal MEC, sampai bagaimana kehidupannya setelah lulus masa pendidikan di MEC," tuturnya.
MEC yang berdiri sejak tahun 2007 ini adalah sebuah program inkubasi lifeskill yang mengajarkan pada Yatim Dhuafa pasca SMA cara untuk bisa mandiri dan bermanfaat bagi orang lain. Program kemandirian MEC dikemas dalam rangkaian proses pembelajaran 1 tahun yang benar-benar menerapkan aplikasi praktis supaya adik-adik yatim bisa memasuki dunia usaha sebagai sosok yang mandiri. Telah meluluskan lebih dari 1.700 alumni yang kini telah tersebar diberbagai wilayah di Indonesia sebagai sosok-sosok muda yang berprestasi.
MEC saat ini tersebar di 5 kota mulai Surabaya, Jakarta, Semarang, Sragen dan Palembang. Dengan program study meliputi Manajemen Zakat, Digital Preneur, Desain Grafis, Akuntansi, Manajemen Bisnis, Administrasi Perkantoran dan Kuliner.
Dalam launching buku ini hadir M. Arief, Kepala Mandiri Entrepreneur Center dan mewakili alumni yang berprestasi hadir pula Nurul Khasanah, Saifan Nuha dan M. Najih.
Lanjut M. Arief menyampaikan bahwa buku adalah dokumentasi yang memuat informasi dan inspirasi bahwa yatim bukanlah halangan untuk berprestasi.
“Selain itu, Yatim Mandiri juga ingin lebih mengenalkan berbagai prestasi yang telah kami capai dalam usaha memandirikan yatim dhuafa selama ini. Sehingga pihak luar lebih percaya pada kami. Dalam buku Jejak-jejak Kemandirian ini baru segelintir alumni berprestasi yang bisa kami tampilkan. Semoga kedepan akan ada kesempatan yang lebih baik lagi,” tandasnya.
Baca juga: Majelis Taklim Arafah Sidoarjo dan Yatim Mandiri Salurkan Hewan Qurban ke Somalia
Jejak-jejak kemandirian sebagai buku untuk merekam mendokumentasikan sebagian dari alumni Mandiri Entrepreneur Center yang mereka telah kita didik dan kita bina di MEC dan mereka yang sudah berhasil sesuai dengan harapan kita menjadi anak - anak muda yang mandiri mereka sudah berkarya, dan bermanfaat untuk umat sehingga ini kita harapkan bisa menginspirasi pada para pemuda Indonesia agar mereka mengikuti jejak-jejak kemandirian yang telah dirintis oleh para alumni MEC ini.
Lanjut M. Arief, tujuan dari kegiatan ini kita ingin mengenalkan pada masyarakat dan seluruh khalayak bahwa inilah ada anak - anak muda yang sudah berkarya yang sudah sukses mandiri dan sudah kita dokumentasikan di buku ini agar bisa diketahui oleh orang banyak dan bisa nantinya program Yatim Mandiri sudah kita tunjukkan khususnya kepada para donatur, mereka sudah menitipkan dana zakat, infak, sedekah & wakafnya ke Yatim Mandiri inilah hasilnya anak-anak yang sudah kita didik dari dana siswaf itu.
"Harapannya, dengan seperti itu maka akan semakin banyak masyarakat yang hadir mendukung program kita di yatim mandiri ini untuk memperdayakan anak - anak yatim Indonesia. Bukunya kita tidak jual tapi kita bagikan siapa yang ingin memiliki silahkan boleh dimiliki tidak membeli tapi silahkan berinfak ke Yatim Mandiri," jelasnya.
Penulis Misdiantoro menambahkan, ini menjadi pondasi utama kita setelah lulus untuk terjun ke masyarakat. bagaimana diri kita menempatkan diri kita di kalangan masyarakat seperti yang tidak diharapkan.
Baca juga: Yatim Mandiri Miliki Program Sanggar Belajar Matematika dan Al-Qur'an
"Yang kedua dari sisi diniyah yaitu seperti kelembagaan agama untuk menuntut kita bahwasanya setelah lulus ini kita bebas secara keagamaan yang tujuannya untuk agama ini biar lebih kuat dalam menghadapi situasi apapun," terangnya.
Yang ketiga yaitu dari sisi akademik gunanya untuk setelah lulus ini skill kita bisa memadai di kalangan masyarakat. Jadi yang Setelah lulus untuk yang mau berwirausaha ya berwirausaha, yang setelah lulus untuk bekerja dulu ya bekerja dulu, yang intinya nanti setelah dari program mmc ini memberikan kemanfaatan bagi masyarakat khusus nya untuk Indonesia kedepan, tukasnya.
Jadi lulusan ini mencetak generasi berbasis keagamaan yang ahlakul karimah dan berdampak untuk Indonesia kedepan Amin Ya Robbal Alamiin. (AD1)
Editor : hadi