Musholla Tanpa Nama di Surabaya Nyaris Ambruk

abadinews.id
Musholla tanpa nama yang tak dihiraukan hampir ambruk di makan usia

Abadinews.id, SURABAYA  Di tengah hiruk Kota Surabaya, terdapat salah satu mushola yang nyaris ambruk dan dilupakan. Langgar, begitu warga setempat menyebutnya. Tempat ibadah tersebut pun hingga sekarang belum memiliki nama. Padahal, mushola ini sudah berdiri lama, sekitar tahun 1952, dan menjadi salah satu sarana ibadah pertama di daerah Dukuh, Kelurahan Nyamplungan, Pabean, Surabaya.

Di tengah kemajuan pembangunan di Ibu Kota Jawa Timur, Surabaya, ternyata masih ada sarana ibadah mushola yang kondisi bangunannya memprihatinkan. Mushola yang tak memiliki nama ini nyaris ambruk dan tak lagi banyak menggelar kegiatan.

Baca juga: 30 Pengurus MUI dan Tokoh Ormas Islam Lakukan Audiensi dengan Forkopimda Tulungagung

Bangunan mushola ini berbentuk kotak sederhana dengan luas 60 meter persegi. Cat di dinding sudah mengelupas dan sebagian tertutup lumut. Orang yang sekilas melihat mungkin tak menyadari bahwa bangunan tersebut merupakan mushola.

Kondisi atap mushola yang berlubang hanya ditutupi terpal. Tiap kali hujan, air sangat mungkin membanjiri ruangan mushola. Kayu penyangga pun sudah lapuk termakan cuaca dan zaman, sewaktu-waktu bisa roboh.

Baca juga: KAI Daop 8 Surabaya Sosialisasi Larang Masyarakat Beraktivitas di Jalur Rel

Sudah lama mushola ini rusak kena angin, hampir dua tahun lalu, atap mushola ambruk. Kami belum dapat merenovasi karena memang terkendala biaya, patungan warga belum cukup, jelas Usman, Ketua RW 005 Kampung Dukuh, Kelurahan Nyampungan.

Mushola tanpa nama ini pun tak lagi ramai seperti sedia kala. Kegiatan keagamaan seperti pengajian dan TPQ terpaksa dihentikan sampai sekarang karena khawatir sewaktu-waktu atap mushola menimpa warga. Akan tetapi, keinginan dari warga agar mushola ini makmur seperti sediakala selalu ada.

Baca juga: Polres Tanjung Perak Gelar Jum'at Curhat, Cegah Kenakalan Remaja dan Jaga Kamtibmas

“Harapan saya, semoga mushola ini dapat diisi lagi sama kegiatan keagamaan, pengajian, sampai sholat berjamaah, ungkap Usman.

Kini, Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang beberapa waktu lalu singgah di mushola yang belum dinamai tersebut, menginisiasi penggalangan kepedulian untuk menghidupkan kembali syiar Islam dari mushola di Kampung Dukuh. Penggalangan dilakukan melalui laman Indonesia Dermawan. Siapapun, dalam waktu 101 hari ke depan bisa ambil bagian untuk menghidupkan lagi mushola di Surabaya itu.(AD1)

Editor : hadi

Peristiwa
Berita Terpopuler
Berita Terbaru