Surabaya, Abadinews.id - Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong pengembangan hilirisasi dan ekspor pangan lokal. Upaya ini dilakukan guna meningkatkan ketahanan pangan dan perekonomian nasional dengan mendorong para pelaku usaha pangan mikro menengah berkontribusi pada peningkatan kualitas produk olahan pangan berorientasi ekspor, Jum'at (05/11/21).
"Hari ini adalah langkah dari Kementerian Pertanian bersama pemerintah Jawa Timur dan jajaran lainnya dalam rangka mendorong hilirisasi pertanian yang lebih konkret. Kita berharap kerja sama dengan Accor atau asosiasi perhotelan bisa memanfaatkan komoditi - komoditi dari pertanian lokal kita seperti singkong, talas , sorgum, dan begitu banyak komoditi lainnya yang dapat dijadikan menu andalan dan komoditi ekspor," demikian ucap Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) pada acara Pengembangan Hilirisasi dan Ekspor Pangan Lokal di Hotel Grand Mercure Surabaya City, Surabaya, Kamis (04/11).
Baca juga: WARJALI dan Kementerian Pertanian Jalin Kerjasama Untungkan Petani Cabai
Ia menuturkan sesuai arahan Presiden Jokowi, komoditi pangan lokal Indonesia harus digenjot memasuki pasar-pasar konsumsi internasional. Oleh karenanya, pangan lokal harus dipersiapkan dan diperkenalkan dengan baik sehingga mampu menggaet perhatian pasar ekspor.
"Di saat seperti ini dengan adanya climate change di berbagai belahan negara membuat ruang bagi produk olahan kita untuk memasuki pasar internasional. Jadi di saat produksi pangan di luar mengalami stag, Indonesia harus mengambil posisi untuk mengisi kebutuhan itu," sebutnya.
Tentang hal ini, SYL meminta jajaran Kementan dan kepala daerah untuk melakukan antisipasi perubahan iklim yang terjadi dengan mempersiapkan stok pangan dan sistem logistik yang siap mencukupi kebutuhan pangan rakyat hingga 2 tahun ke depan. Pada dasarnya, Indonesia memiliki modal yang kuat di sektor pertanian yakni sebagai negara tropis memiliki lahan pertanian yang subur dan pangan lokal yang memiliki keuntungan rasa dan gizi yang tak dimiliki negara lain.
"Pada anomali cuaca seperti ini, Litbang harus buatkan varietas baru yang tahan air dan varietas gogo yang tahan kemarau, buatkan embung, kita juga harus mulai mengurangi wastefood, lahan pertanian gunakan asuransi usaha tani. Satu-satunya makhluk yang tidak boleh tunduk terhadap alam adalah manusia," tegasnya.
Plh Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Timur, Heru Tjahjono menyambut baik upaya pengembangan hilirisasi dan ekspor pangan lokal khususnya untuk produk hasil petani daerah Jatim. Menurutnya, upaya ini turut memberikan ruang dalam peningkatan kualitas yang disesuaikan dengan pasar ekspor.
"Semoga acara ini mempunyai sesuatu yang berfungsi di Jawa Timur utamanya pengembangan hilirisasi dan ekspor. Tentunya dengan produk-produk yang diekspor memiliki kualitas sesuai yang dibutuhkan oleh pasar ekspor," sebutnya.
Kementerian Pertanian telah menjalin kerja sama yang berkelanjutan dengan grup perhotelan Accor untuk terus mengembangkan pangan lokal. Saat ini pengembangan kerja sama dilakukan untuk wilayah Jawa Timur melalui penandatanganan perjanjian kerja sama tentang Kemitraan Penetrasi Produk olahan pangan UMKM melalui enabler antara KOPITU dan PT. Mitra Enabler Indonesia dengan hotel-hotel Accor di wilayah Jawa Timur yaitu; Grand Mercure Surabaya City dan Mercure Surabaya Manyar, Grand Mercure Malang Mirama, Hotel Majapahit Surabaya-MGallery, Novotel Surabaya Hotel & Suites, Novotel Samator Surabaya Timur, Mercure Surabaya Grand Mirama, ibis Styles Surabaya Jemursari, ibis Styles Malang, dan Ibis Surabaya City Center.
Jaringan hotel-hotel Accor terus mendukung para pelaku UMKM pemasok pangan lokal yang telah dikurasi dan secara antusias mendukung pengembangan pangan lokal. Pangan lokal tersebut baik mentah maupun olahan melalui promosi sajian kuliner yang dihadirkan tim kuliner hotel-hotel Accor bagi para tamu.
CEO Accor Southeast Asia, Japan and South Korea, Garth Simmons menyampaikan "Kami antusias untuk kembali berkolaborasi dalam program-program dari Kementerian Pertanian demi kemajuan UMKM di mana hotel-hotel kami berlokasi serta turut serta dalam upaya pengembangan pangan lokal. Pangan lokal memperkaya pilihan penawaran kami bagi tamu lebih dari sekadar menginap," ucap Garth.
Baca juga: Kapolri Berkoordinasi dengan Kementan Bantu Pengawasan Virus PMK Hewan Ternak
Dalam acara dilakukan demo memasak berbahan pangan lokal yang ditampilkan oleh tim kuliner hotel-hotel Accor di wilayah Jawa Timur sebagai bentuk apresiasi pada sajian berbahan pangan lokal yang kaya rasa, manfaat, dan nilai sejarah.
Grand Mercure Surabaya City dan Mercure Surabaya Manyar menampilkan Rendang Sapi Nasi Sorgum. Di tangan kreatif chef, rendang dipadukan dengan bahan sehat tepung sorgum sebagai pengganti nasi dengan ubi ungu tumbuk menjadikan hidangan yang lezat dan menyehatkan. Selain itu hotel ini juga menghadirkan hidangan penutup Ketan Sorgum Saus Mangga dengan potongan buah dan saus mangga asli yang disajikan berbeda karena menggunakan ketan sorgum yang memiliki banyak khasiat untuk tubuh.
Grand Mercure Malang Mirama menampilkan sajian berbahan utama singkong yaitu Aranchini Cassava with black pepper sauce. Hidangan utama ini biasanya isiannya terbuat dari daging, namun hotel membuatnya dari bahan dasar singkong yang dicampur dengan crab stick dan keju mozzarella. Dadar Gulung “Awug Awug”sebagai makanan penutup. Umumnya dadar gulung dibuat dengan isian kelapa muda yang di campurkan dengan gula merah tetapi chef hotel membuat isiannya dari bahan singkong parut warna – warni yang di kukus dan kemudian di gulung menggunakan kulit yang terbuat dari tepung jagung.
Hotel Majapahit Surabaya-MGallery menyuguhkan sajian Gethuk, makanan ringan yang biasanya terbuat dari singkong. Makanan ini menjadi makanan khas kebanggaan masyarakat Magelang, Jawa Tengah. Namun seiring perkembangannya, makanan ini bisa ditemukan di berbagai daerah khususnya di Pulau Jawa. Gethuk yang disajikan chef hotel ini adalah Gethuk Taro yang terbuat dari bahan utama talas lalu dimodifikasi menjadi makanan modern yang dicampur dengan berbagai macam saus dan topping.
Novotel Surabaya Hotel & Suites menampilkan sajian bertema “3 segitiga pangan” kreasi chef hotel dengan menu berbahan utama singkong, jagung dan ubi ungu. Srawut Gula Merah adalah salah satu jajanan pasar yang berasal dari Jawa Timur, terbuat dari parutan singkong yang dicampur dengan gula jawa kemudian dikukus. Grendul jagung manis, merupakan makanan khas warga Probolinggo yang memiliki rasa asin , manis dan gurih lewat perpaduan dengan kelapa parut. Lapis Singkong, memiliki warna serta bentuk yang menarik membuat sajian ini menjadi makanan yang digemari oleh semua kalangan.
Baca juga: Kapolri Kawal Ketahanan Pangan Rakyat Indonesia, MOU dengan Kementan
Novotel Samator Surabaya Timur menampilkan Mas Bobi (Carang Mas Bola Ubi), sajian manis nan kriuk berbahan dasar ubi, diolah dengan cara digoreng. Chef hotel mengkreasikan Carang Mas menjadi bentuk keranjang yang dapat dimakan membuat sajian ini tampak bak sarang burung dan telur-telur di dalamnya. Moonthuk (Mooncake Gethuk), dengan cita rasa manis dan gurih khas Magelang yang berbahan dasar singkong dikukus dan diberi toping kelapa parut lalu dicetak dengan motif Mooncake, merupakan perpaduan budaya Jawa dan Tionghoa. Lemper Singkong, dibungkus daun pisang dengan singkong parut sebagai bahan utama pengganti ketan dan isian ayam berbumbu. Teksturnya yang lengket memiliki filosofi simbol persaudaraan yang erat, guyub dan saling menyatu.
Mercure Surabaya Grand Mirama menampilkan Singkong Bakar Sambal Kecombrang. Singkong bakar yang diisi dengan ikan tuna yang sudah dikreasikan lalu dibungkus dengan daun jati dan dibakar di atas api sedang agar asap meresap perlahan ke dalam singkong sehingga menambah cita rasa. Perpaduan gurihnya singkong, ikan tuna dan sambal kecombrang serta sentuhan akhir saus kari menambah nikmat rasa hidangan utama berbahan utama singkong ini.
Ibis Styles Surabaya Jemursari menampikan Roti Jagung Keju, kue berbahan dasar jagung dibuat dengan cara dipanggang lalu disiram saus krim keju. Ndog Bajul Mandi yaitu kue tradisional berbahan dasar porang yang dikukus, diisi dengan parutan kelapa gurih dan dibungkus singkong yang dihaluskan lalu dihidangkan dengan saus kacang merah dengan rasa khas gurih dan manis. Salmon Gethuk, dimasak dengan teknik pan seared, lalu dibungkus dengan gethuk yang sudah dibentuk lembaran, kemudian dipanggang lalu disiram keju dan disajikan dengan saus pedas.
Ibis Styles Malang menampilkan Corn Rice Cassava Cake with Saute Pindang Fish Mango. Sajian unik dari chef hotel ini menggabungkan nasi jagung bersama gimbal singkong, kotok ikan pindang dan mangga muda dengan cita rasa khas Jawa. Kue Talam Bentoel dan ubi ungu, kue talam umumnya dibuat dengan bahan baku tepung seperti tepung beras, tepung singkong (tapioka), tepung terigu atau tepung sagu. Hotel ini memodifikasi kue talam dengan bahan dasar bentoel dan ubi ungu sehingga menjadi lebih sehat dan bernutrisi.
Ibis Surabaya City Center menampilkan Gimbal Pohong yang sangat digemari kreasi chef hotel. Sejarah makanan ini pada masa lampau merupakan makanan sehari-hari yang dikonsumsi masyarakat desa yang bahan utamanya adalah dari singkong hasil kebun sendiri kemudian diolah menjadi lauk pauk untuk konsumsi sehari-hari.(Er)
Editor : hadi