JAKARTA, Abadinews.id - Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menegaskan bahwa pemerintah perlu mendengarkan pendapat alternatif para ahli epidemiologi tentang penyelesaian wabah Covid-19. Hal itu bertujuan agar Indonesia bisa segera keluar dari pandemi yang sudah berjalan setahun lebih tersebut.
"Pendapat para ahli perlu kita dengarkan agar kita bisa secepatnya keluar dari kasus wabah Covid-19," tegas LaNyalla dalam keterangan resminya, di Jakarta, Minggu (11/04/21).
Baca juga: LaNyalla Dorong Strategi Khusus Dukung Program Swasembada Pangan
Di sisi lain, menanggapi defisit vaksin karena embargo, Ketua Dewan Kehormatan Kadin Jawa Timur itu menegaskan jika kita memerlukan langkah tepat guna menunjang pengendalian Covid-19. "Sebab, pasca-embargo di beberapa negara terjadi lonjakan penderita Covid-19," tutur LaNyalla.
Mantan Ketua Umum PSSI itu berujar, pola hidup sehat dan penerapan protokol dianggap paling efektif dalam mengendalikan wabah. "Maka, kebiasaan baru itulah yang harus kita galakkan. Selain penyelesaian penyediaan vaksin tetap kita usahakan untuk memberikan proteksi dari dalam," saran alumnus Universitas Brawijaya Malang tersebut.
Baca juga: Pengusaha Dapat Tagihan Dadakan, LaNyalla: Ditjen Pajak Tak Main Todong
Senator Dapil Jawa Timur itu menilai masyarakatlah sesungguhnya sebagai ujung tombak perjuangan pertahanan diri. "Pada akhirnya, kita harus menyelamatkan diri kita dari serangan wabah. Jika semakin banyak individu yang memiliki kesadaran, maka semakin tinggi pula peluang kita lepas dari wabah," ingat LaNyalla.
Sebagaimana diketahui, ahli epidemiologi dari Griffith University di Australia Dicky Budiman mengungkapkan jika vaksin bukanlah solusi utama. Vaksin memang menunjang pengendalian Covid-19, namun protokol kesehatan dasar yang telah dibuat sebelumnya justru yang lebih utama.
Baca juga: LaNyalla Siap Tindaklanjuti Aduan Warga Soal Dugaan Mafia Tanah di Jatim
Vaksin, menurutnya bukanlah jalan singkat untuk mengendalikan pandemi Covid-19. Banyak faktor yang memengaruhi dari program herd immunity. Di antaranya seperti resistansi pada vaksin, munculnya varian baru dan menurunnya efikasi vaksin. (AD1)
Editor : hadi