Disbudpar Jatim Rintis Festival Topeng untuk Bangkitkan Wisata Ekonomi

abadinews.id
Crew festival topeng sesaat setelah acara foto bersama

Malang, Abadinews.id - Tidak Seperi biasanya, yang namanya Festival biasanya di selenggarakan dengan mewah, meriah, Gegap gempita dan ramai dikunjungi banyak pihak, Namu kali ini tidak begitu, sebuah Festival Topeng yang di Selenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan pariwisata Propinsi Jawa Timur menggelar dengan sederhana penuh makna. Jum'at (26/03/21)

Di Taman Krida Budaya jawa Timur Malang, sejak hari Kamis hingga sabtu besok (25-27 Maret 2021) Festival Topeng di Gelar dalam bentuk Senimar dan pementasan dengan jumlah peserta dan pengujung terbatas, Acara ini karena di gelar masih dalam suasana pandemic sehingga pengurangan item kegiatan termasuk peserta dan pengunjung.

Baca juga: Hari Jadi Jam'iyyah Sholawat Nurul Falah yang ke 1 di Bumiayu

Acara dibuka Oleh kepala DInas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jawa Timur Sinarto S.Kar., MM mengingikan bahwa Topeng selain sebagai sebuah kesenian tradisional dan masuk dalam ranah seni pertunjukan, “Topeng harus menginspirasi terciptanya ekonomi kreatif dan kegiatan wisata berbasis budaya” Kepala dinas berharap budaya topeng khususnya di Malang raya yang menjadi ciri khas keseniannya harus menjadi mascot, icon wisata dan semua sajian wisata dari sisi keseniannya harus menampilkan topeng malah, imbuhnya.

Kegiatan seminar yag di moderatori oleh Dr. Wida Rahayunintyas, M.Pd dari PSTM UM dengan 3 (tiga) narasumber Dr. Sumaryono, MA, Dr. Roby Hidajat, M.Sn dan Isa Wahyudi, M.Psi mengawali kegiatan seminar di hari pertama dengan 50 peserta pelaku kesenian topeng dari berbagai daerah yang menjadi basis topeng. Daerah tersebut seperti Malang Raya, Sampang, Sumenep, Jobang, Kediri, Situbondo, bondowoso. Selain itu hadir pula duta budaya dan duta pariwisata serta perwakilan mahasiwa dari STKW Jawa Timur.

Pentingnya topeng di dekati dengan media digital adalah dalam rangka meningkatkan promosi dan materi ajar bagi para pecinta topeng khususnya umumnya pada anak anak muda. “pegiat topeng jangan sampai gaptek dan perlu mengelaborasi topengnya dengan media digital” Ungkap Sumaryono dari ISI Jogjakarta dengan memberikan contoh tampilan topeng virtual, pemakaian medsos TikTok,yotube, IG, FB yang semua adalah sarana sebagai promosi dan media ajar.

Baca juga: Pemuka Lintas Agama Kota Batu Panjatkan Doa di Ritual Pawon Suro

Sementara itu Roby Hidajat Dosen dari UM menekankan pada tata kelola seni pertunjukan bahwa fenomena perilaku sosial seniman yang memfungsikan wayang topeng sebagai komoditas jasa. “Ada kencendrungan para pengusaha jasa hiburan wayang topeng di Malang sebagai ahli waris”. Hal ini tentunya masih sangat berbeda dengan pengelolaan di daerah wisata lainnya, seperti di Bali atau Yogyakarta. Ada yang dikelola oleh yayasan, event organizer, dan pengelola khusus. Hal ini yang belum terjadi di Malang, yaitu mempunyai kecenderungan sebagai kegiatan bisnis keluarga atau perorangan.

Sedangkan Isa Wahyudi pria yang lebih akrab di sapa Ki Demang Budayawan dari Kampung Budaya Polowijen menggarisbawahi bahwa melalui topeng sesungguhnya dapat di kembangkan ekonomi kreatif berbasis wisata budaya. “Wisata budaya Tari Topeng Malangan misalnya termasuk di dalam revitalisasi dan konservasi sejarah dan budaya yang dapat menjadi salah satu objek andalan untuk mengembangkan pariwisata Malang”. Dibutuhkan unsur penunjang lainnya, meningkatkan kualitas untuk mengundang minat wisatawan.

Topeng sebagai wisata budaya dapat pula di tampilkan dalam ragam macam event yang di gelar oleh komunitas, kampung wisata, kegiatan pemeritahan, event perusahaan, di caffe restoran, hotel serta kegiatan kegiatan rutin lainnya. Topeng sebagai wisata budaya semetinya dapat pentas rutin sebagai sajian hiburan wisatawan. Imbuh Ki Demang.

Baca juga: Perempuan Bersanggul Nasional Menelisik Bentuk Sanggul dan Busana

Ki Demang Menambahkan, selain itu topeng mampu menggerakkan ekonomi kreatf, setidaknya terdapat 10 sub sektor yang di gerakkan oleh topeng yang muaranya adalah seni pertunjukan. Adapun sub sektornya mulai dari desain interior menyangkut soal tata letak panggung dan background, desain komunikasi visual untuk kepentingan promosi, Film, Videografi, Fotografi semua yang menyangkut topeng bisa di support melalui sub sektor ini. Adapun topeng juga masuk ke dalam sub sektor kriya, fashion dan seni rupa dengan diversifikasi produk lainnya. Dan tak kalah menariknya jika terjadi pementasan otomatis kegiatan kuliner menyertainya.

Festival Topeng yang diselenggarakan di Malang ini sebenarnya merupakan rintisan untuk merancang event-eveni festival topeng yang lebih besar di jawa Timur. Oleh karena itu di hari kedua ini Jumat 26 Maret 2021 sore hari akan akan ada pagelaran dari Sanggar Dapur Probo Wengker Kabupaten Probolinggo, Sanggar Sinar Sumengkar Kabupaten Sumenep, PPST SMP Negeri 4 Kota Malang, Padepokan Seni Topeng Asmoro Bangun Kabupaten Malang dan Sanggar Malang Dance. (Er)

Editor : hadi

Peristiwa
Berita Terpopuler
Berita Terbaru