SURABAYA, Abadinews.id - East Java Investival 2020 yang digelar di Ballroom Sheraton Hotel Surabaya, Kamis (26/11), berjalan sukses. Even akbar yang memamerkan banyak peluang investasi menjanjikan di Jatim itu menjadi tabuhan gong yang menggaung di tengah investor baik dalam maupun luar negeri, Minggu (29/11/20).
Kegiatan ini digelar hybrid dengan temu bisnis, pameran secara offline dan juga menghadirkan narasumber mulai duta besar RI di Australia, duta besar Inggris untuk Indonesia dan juga investor luar negeri yang turut bergabung secara virtual.
Baca Juga: PT KAI Dapat Penghargaan dari Pemprov Jatim, Peringati Hari Lanjut Usia Nasional
Selain itu dalam kegiatan ini juga dilakukan Business Forum, One on One Business Meeting, Matchmaking, dan Exhibition Virtual.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang hadir dalam EJI 2020 mengatakan bahwa kegiatan ini akan menjadi pintu masuk bagi calon investor yang ingin sukses berinvestasi di Jawa Timur.
"EJI 2020 yang digelar hybrid ini ibaratnya kita sedang menabuh gong, yang ini sebagai bagian dari starting poin kita untuk memperluas jejaring yang kita punya untuk sebaik mungkin agar bisa meningkatkan investasi di Jawa Timur," tutur Khofifah.
Dalam kesempatan ini, Gubernur Khofifah menegaskan bahwa Provinsi Jawa Timur bertekad untuk membangun kawasan industri halal. Pasalnya saat ini lahan seluas 148 hektar sudah disiapkan bersama salah satu perusahaan di Sidoarjo.
Khofifah menyebut bahwa ia ingin agar Indonesia yang merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia bisa masuk sepuluh besar dalam peringkat 10 besar industri makanan halal dunia.
"Indonesia umat Islamnya terbanyak di dunia. Menurut State of Global Islamic Economy 2019-2020, halal food Indonesia belum masuk sepuluh besar dunia. Kalau fashion halal sudah. Maka kita ingin siapkan halal industrial estate," jelas Khofifah.
Karena potensi kuliner halal di Jawa Timur sejatinya sangat melimpah. Dan menurut Khofifah sangat disayangkan jika potensi ini tidak dimaksimalkan, karena akan mendatangkan manfaat jika Jatim bisa Indonesia masuk sepuluh besar.
Dalam halal industrial estate yang tengah disiapkan tersebut, akan dilengkapi dengan laboratorium LPPOM MUI, pengurusan sertifikasi halal, dan juga seluruh fasilitas kebutuhan industri. Industri yang ditarget masuk mulai dari makanan minuman, hingga kosmetik.
Rencana Khofifah terkait pengembangan halal industrial estate itu juga disampaikannya saat berkomunikasi secara virtual dengan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal RI Bahlil Lahadalia.
"Kita akan berupaya untuk bisa mendatangkan investor baik dari dalam ataupun luar negeri. Karena ini akan menjadi pintu masuk kita untuk bisa masuk dalam sepuluh besar, dan tentu untuk menumbuhkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya," terang Khofifah.
Tidak hanya berbincang dengan Kepala BKPM RI, komunikasi strategis terkait investasi Jatim juga dibahas Gubernur Khofifah dengan berbincang virtual dengan Duta Besar Laos pagi hari dan Duta Besar RI untuk Australia Yohanes K Legowo sore hari.
Baca Juga: Jerit Pilu Warga Surabaya Tak Sampai ke Telinga Pemimpin, Ini Faktanya
Saat berdialog dengan Dubes RI untuk Australia, Gubernur Khofifah menyampaikan bahwa Jawa Timur saat ini membutuhkan bibit sapi perah berkualitas yang ingin didatangkan dari negeri kanguru.
Gayung bersambut, Dubes RI untuk Australia tersebut menyambut baik apa yang disampaikan Gubernur Jawa Timur dan akan segera mengirimkan staf untuk menindaklanjuti potensi investasi tersebut.
“Australia memang unggul di bidang pembibitan, sedang Indonesia unggul dalam hal penggemukan. Kita akan kirimkan staf ke Jatim untuk komunikasi lebih lanjut. Karena di sini (Australia) cukup banyak diaspora asal Indonesia yang menjadi pengusaha sukses peternakan sapi, dan ini peluang,” tandas Yohanes K Legowo.
Potensi pembibitan sapi tersebut bisa dilakukan di cukup banyak daerah di Jatim. Mulai Malang, juga Magetan, yang sudah memiliki infrastruktur yang telah matang dalam pengembangan industri susu. Selain itu juga masih banyak potensi investasi yang ditawarkan dalam EJI 2020, termasuk di antaranya potensi investasi di peternakan unggas terintegrasi dan geopark Wonocolo sebagai investasi ramah lingkungan di Kabupaten Bojonegoro.
Dalam gelaran EJI 2020, juga dilaksanakan penandatanganan perjanjian strategis. Yaitu penandatangan Letter of Intent (LoI) antara PT JGU Jatim dengan Shire Oak (sektor energi), serta PT JGU Jatim dan PT RSM Tuban dengan Serco Asia Pacific (sektor kesehatan) dan juga penandatangan MoU tentang penyediaan bahan baku industri rumput laut dan industri pengolahan porang.
Meski di tengah pandemi covid-19, Jatim tidak berhenti untuk berupaya meningkatkan investasi yang masuk ke Jatim baik dari dalam maupun dari mancanegara. Hal ini menjadi ihtiar Pemprov Jatim untuk bisa menumbuhkan kembali ekonomi yang melemah akibat pandemi.
Guna memaksimalkan upaya tersebut, kalangan millenial Jatim juga digandeng untuk mempromosikan peluang investasi Jatim melalui Duta Investasi Jatim. Mereka sekaligus menjadi komunikator khususnya bagi calon investor mancanegara.
Baca Juga: Peringatan May Day di Jatim Berjalan Aman dan Lancar
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Provinsi Jawa Timur Aris Mukiyono mengatakan gelaran EJI 2020 digadang dapat mendorong peningkatan realisasi investasi di Jawa Timur.
“Setelah EJI 2020 ini digelar kita akan melakukan tindak lanjut. Seperti salah satunya yang dipesankan ibu gubernur terkait pembangunan rumah sakit di Tuban. Kita akan komandani supaya syarat investasinya terpenuhi, kita kawal supaya perencanaan investasinya bisa berjalan kongkrit,” ucapnya.
Sepanjang tahun 2020 ini, meski digempur pandemi, realisasi investasi di Jatim masih tumbuh positif. Pada periode Januari hingga September 2020, kinerja investasi di Jatim mencatatkan pertumbuhan menggembirakan, yakni sebesar 42,1 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
“Realisasi investasinya mencapai Rp. 66,49 Triliun dengan share PMDN sebesar Rp. 47,39 Triliun dan PMA sebesar Rp. 19,10 Triliun. PMA didominasi oleh sektor Industri Kimia di Kabupaten Tuban asal negara Singapura yakni PT. Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia,” imbuhnya.
Bahkan, bila dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain di pulau Jawa, pertumbuhan Jatim adalah yang paling tinggi.
“Kita berharap dengan EJI 2020 ini, investasi Jatim tahun depan makin terdongkrak,” tutup Aris. (AD1)
Editor : hadi