Surabaya, Abadinews.id - Pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas bertahap untuk jenjang SMA/SMK dan SLB pada 20 kabupaten/kota di Jatim dengan level 2 dan 3 telah dimulai hari ini Senin (30/08/21).
Pelaksanaan PTM Terbatas Bertahap ini sendiri merupakan tindak lanjut Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) No. 35 Tahun 2021 yang meminta sekolah di PPKM level 1, 2 dan 3 untuk mulai mengadakan PTM dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Baca Juga: PT KAI Dapat Penghargaan dari Pemprov Jatim, Peringati Hari Lanjut Usia Nasional
Sebagai informasi, dari 20 kabupaten/kota tersebut, untuk Kab. Sampang, Kab. Pasuruan, Kab. Sumenep, Kab. Tuban, Kab. Situbondo, Kab. Bondowoso, Kab. Nganjuk, Kota Mojokerto dan Kab. Mojokerto, Kab. Bangkalan, serta Kab. Lamongan telah menyiapkan sekolahnya dari jenjang SD hingga menengah ke atas untuk bertatap muka.
Sedangkan Kab. Pacitan, Kab. Jember, Kab. Bojonegoro, Kab. Sidoarjo, Kab. Gresik dan Kota Surabaya baru menyiapkan SMA dan SMK sementara sisanya baru akan dirapatkan. Selain itu, Kab. Probolinggo dan Kab. Pasuruan baru menyanggupi PTM untuk SMA dan SMK, dan akan menerapkan sistem yang sama di jenjang lainnya per tanggal 1 September 2021.
Salah satu sekolah yang mulai melakukan PTM terbatas bertahap yaitu SMK Negeri 7 Surabaya. Pasalnya, sekolah yang terletak di Jalan Pawiyatan Surabaya tersebut berada dalam zonasi wilayah PPKM level III.
Sebagai informasi, di SMKN 7 Surabaya terdapat 8 jurusan dengan jumlah total siswa sebanyak 2.120. Dengan rincian, kelas X sebanyak 821 siswa, kelas XI sebanyak 604 siswa, dan kelas XII 695 siswa. Namun pada PTM Terbatas Bertahap ini hanya dibatasi 50% per kelas dari kapasitas biasanya.
Sementara jurusan yang terdapat di sekolah tersebut antara lain Teknik Audio Visual (TAV), Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL), Teknik Pendingin dan Tata Udara (TPTU), Konstruksi Gedung, Sanitasi dan Perawatan, Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan, Teknik Komputer Jaringan, Teknik Permesinan, dan Teknik Kendaraan Ringan Otomotif.
Guna memastikan pelaksanaan PTM Terbatas Bertahap berjalan sesuai SOP Inmendagri No. 35 Tahun 2021, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau secara langsung proses belajar mengajar yang dilaksanakan di SMK Negeri 7 Surabaya.
Setibanya di SMKN 7 Surabaya sekitar pukul 08.00 WIB, Gubernur Khofifah disambut Kepala Dinas Pendidikan Jatim Wahid Wahyudi dan Kepala SMKN 7 Surabaya Bambang Poerwowidiantoro. Turut hadir, pada peninjauan tersebut Plt. Kadinkes Jatim dan Kalaksa BPBD Jatim.
Sebelum memasuki wilayah sekolah, Gubernur Khofifah dilakukan pengecekan suhu tubuh dan diberikan hand sanitizer oleh Tim Satgas Covid-19 SMKN 7 Surabaya, yang sebagian adalah murid-murid di sekolah tersebut. Ini penting, karena pengecekan suhu tubuh, pemberian hand sanitizer dan penggunaan masker diwajibkan sebelum memasuki sekolah dan ruang kelas sesuai dengan protokol kesehatan yang berlaku.
Selanjutnya, rombongan Gubernur Khofifah melihat secara langsung proses interaksi belajar mengajar yang dilakukan secara hybrid learning. Artinya pembelajaran tak hanya diikuti murid yang hadir tatap muka, tetapi juga melalui daring. Kelas yang ditinjau yaitu jurusan Teknik Pendingin dan Tata Udara (TPTU) untuk kelas XII baik kelas teori maupun praktik.
Saat di dalam kelas, orang nomor satu di Jatim tersebut berinteraksi dengan para siswa. Dalam perbincangannya yang terlihat sangat akrab Khofifah menanyakan perihal perasaan para siswa saat mengawali PTM Terbatas Bertahap, serta harapan ke depan.
“Anak-anakku bagaimana kabarnya hari ini? Belajar materi praktek apa hari ini ? Yang semangat ya nak. Senang ya mulai belajar tatap muka meskipun masih terbatas dan bertahap. Semoga apa yang kalian cita-citakan dapat terwujud,” tanyanya.
Menanggapi pertanyaan dari Gubernur Khofifah, para siswa serempak menjawab senang bisa mulai belajar di dalam kelas. Ada yang senang karena bisa mendapatkan ilmu dengan kegiatan praktek, ada yang senang karena bisa berdiskusi dengan guru dan teman-temannya.
Tak hanya berbincang, Khofifah juga meminta salah satu siswi, Mila Murdianti, yang satu-satunya murid perempuan dalam kelas tersebut, untuk menunjukkan karyanya membuat sistem pendingin.
“Ini bisa untuk AC dan kulkas ya nak? Harapanmu bagaimana nak untuk ke depan?” kata Gubernur Khofifah di depan Mila. Yang selanjutnya ditanggapi Mila bahwa ia menginginkan untuk lebih banyak praktik agar memiliki keterampilan sesuai jurusan yang digelutinya.
Tampak dalam kegiatan belajar mengajar di SMKN 7 Surabaya, para siswa antusias dalam mengikuti instruksi yang diajarkan para guru. Mereka semua tertib menggunakan masker, kemudian duduknya diatur dengan jarak sekitar 1,5 meter antar siswa.
Baca Juga: Jerit Pilu Warga Surabaya Tak Sampai ke Telinga Pemimpin, Ini Faktanya
Seusai meninjau, Gubernur Khofifah mengapresiasi kesiapan SMKN 7 Surabaya dalam melaksanakan PTM Terbatas Bertahap. Jika dilihat telah menerapkan protokol kesehatan yang baik, dan sesuai dengan SOP yang terdapat dalam Inmendagri No. 35 Tahun 2021.
“Alhamdulillah, SMKN 7 Surabaya telah melaksanakan PTM terbatas bertahap sesuai dengan SOP Inmendagri No. 35 Tahun 2021,” ujar Khofifah.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Jatim yang lekat disapa Khofifah ini mengecek kesanggupan sekolah dalam mentaati peraturan PTM yang meliputi kapasitas kelas 50%, guru yang telah divaksin, 4 jam pelajaran setiap jpl setara 30 menit, seminggu maksimal dua kali masuk, kesiapan Satgas Covid-19 di tingkat sekolah, serta izin dari orang tua siswa.
"Jadi dimulainya PTM tetap pola pembelajaran kita masih hybrid. Jadi jika ada kebutuhan yang perlu disupport dan dilengkapi, bisa dimusyawarahkan. Terlebih kita masih melakukan ini secara bertahap, jadi sambil mengukur kapasitas kita sendiri," ujar Khofifah.
"Yang penting tetap menaati peraturan dari pemerintah. Untuk teknisnya, bisa diputuskan masing-masing daerah. Apakah akan bergantian harinya untuk setiap kelas, atau dibuat shift per hari. Yang penting hal-hal dasar seperti pengadaan tempat cuci tangan , bermasker dan social distancing harus dilakukan," lanjut orang nomor satu di Jatim itu.
Selain itu, mantan Menteri Sosial RI itu mengungkapkan betapa penting PTM ini untuk siswa-siswi Sekolah Kejuruan, Menurutnya, selama pandemi berlangsung, mereka yang terpaksa belajar secara daring tanpa praktek langsung telah tertinggal dari demand dunia industri , dunia usaha dan dunia kerja yang standartnya makin tinggi.
"Pemprov memprioritaskan SMK-SMA kelas 12 untuk PTM ini. Tetapi PTM terbatas bertahap ini dapat diatur untuk semua kelas. Saya khawatir jika mereka hanya mengandalkan pembelajaran daring dan tidak praktik langsung, skillnya jadi tidak terasah dan mereka bisa kehilangan kepercayaan diri. Untuk itu, mari cari format terbaik untuk anak-anak agar mereka siap menghadapi dunia usaha, dunia kerja dan dunia industri setelah lulus nanti," terangnya.
Sebagai informasi, persiapan yang telah dilakukan meliputi penjarangan tempat duduk dan peniadaan kantin. Selain itu, waktu pulang bagi siswa juga dibagi berdasarkan kelas di mana Satgas Covid-19 sekolah akan memastikan siswa langsung kembali ke rumah tanpa berkumpul dan bercengkrama.
Baca Juga: Peringatan May Day di Jatim Berjalan Aman dan Lancar
Satgas Covid-19 itu sendiri terdiri dari guru-guru, civitas akademik dan OSIS yang bekerjasama dengan Satgas di tingkat RT/RW. Tugas utama mereka nantinya adalah memastikan prokes dan ketertiban peraturan PTM dilakukan dengan disiplin ketat.
Percepatan Vaksin Untuk Guru dan Murid. Salah satu kendala yang masih dihadapi oleh masing-masing kabupaten/kota adalah vaksinasi guru yang belum 100% terlaksana mengingat saat ini tercatat 88,48% guru yang menerima vaksin dosis pertama dan 77% yang menerima vaksin dosis kedua. Padahal, guru yang telah divaksin menjadi syarat pelaksanaan PTM.
Untuk itu, Gubernur Khofifah mengatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan serta Bupati/Walikota untuk memprioritaskan vaksinasi bagi pelajar dan guru.
"Saya sudah berkoordinasi dengan Bupati/Walikota juga Dinas Kesehatan untuk memfokuskan vaksin di sekolah-sekolah. Amannya, anak-anak dan guru divaksin agar kita lebih tenang melaksanakan PTM," tuturnya.
Meskipun begitu, Gubernur Khofifah mengingatkan untuk tidak bergantung kepada vaksinasi yang dilakukan di sekolah. Sebab, titik-titik vaksinasi telah tersebar di banyak tempat di Jawa Timur dan dapat diakses oleh siapapun.
"Jangan menunggu pengadaan vaksinasi di sekolah. Jika ada tempat vaksinasi di wilayah sekitar, murid dan guru bisa langsung berpartisipasi. Karena kalau menunggu, akan membutuhkan waktu yang lama dan tidak semua sekolah dapat mengadakan vaksinasi sendiri," ingatnya.
Di akhir, Gubernur Khofifah berharap PTM ini bisa terlaksana dengan baik tanpa adanya kenaikan kasus positif Covid-19 yang baru. Agar PTM bisa dilaksanakan 100% untuk semua jenjang pendidikan di seluruh daerah.
"Semoga ikhtiar kita ini berjalan lancar dan sukses. Insya Allah kita bisa melaksanakan PTM dengan baik. Terlebih agar proses belajar-mengajar kembali berjalan normal dan kita bisa menyiapkan anak-anak kita untuk masa depan yang lebih berkualitas," tutupnya. (Er)
Editor : hadi