Malang, Abadinews.id - Ada banyak keseruan Festival Buk Gludug Jumat (12/11) ini di Kampung Tridi, Mulai dari sajian musik, kuliner dan makanan tradisional, kerajinan gantungan kunci, anyaman kaligrafi, seni mural, sport selfi, lokasi main fiim Yo Wis Ben, hingga kesenian Jaran Kepang semua di tampilkan.
Buk Gludug yang nama sebenarnya adalah struktur jembatan melintang di atas pertemuan Jalan Gatot Subroto dan Jalan Panglima Sudirman itu kali ini untuk yang kedua kalinya dijadikan Nama Festival di Kampung Tridi. Festival ini menjadi istimewa karena di dampingi oleh Finalis Kakang Mbakyu Kota Malang.
Baca juga: Kakang Mbakyu Kota Malang Ramaikan Festival Dolanan di Kampung Dolan
Dalam kesempatan itu Adnan, ketua Pokdarwis Kampung Tridi mengajak keliling semua pengunjung termasuk Kakang Mbakyu Kota Malang menuju Jembatan kaca yang melintas di atas sungai brantas yang menghubungkan kampung Tridi dengan Kampung Warna Warni Jodipan.
“Dari jembatan kaca ini kita bisa melihat jelas Buk Gludug, dimana Buk nya ada di kanan kiri dan di sebut buk Gludug karena jembatanya sering berbunyi Gludug Gludug”. Apalagi kalau malam hari suaranya sangat sangat jelas terdengar, inspirasi event diambil dari nama jembatan itu. Terang Adnan yang juga ketua RW 12 Kelurahan Kesatrian Kecamatan Blimbing Kota Malang.
Baca juga: Kakang Mbakyu Kota Malang Ramaikan Festival Dolanan di Kampung Dolan
Event di pandu oleh MC Afril Wijayanti, yang mengajak kakang mbakyu mengunjungi tiap sport selfi dan stand acara. Tak lupa Kakang Mbakyu di ajak main jaran kepang bersama. Mbakyu Sherly merasa senang dan bangga bisa berkunjung dan mengikuti event di Kampung Tridi “Kampungnya keren, banyak lukisan di tembok bagus-bagus bisa di buat selfi yang saat ini diminati pengunjung”. Senang juga diajak main Jaranan teringat ketika waktu tinggal di Blitar yang juga main jaranan. Imbuh Sherly mahasiwa Akuntansi dari STIE Malang Kuceswara.
Kakang Tegar yang aslinya dari Malang merasa heran, ketika masuk ke dalam Kampung Tridi, “Geliat warga kampung ini sangat nampak seperti kampung seniman, warganya banyak berkarya dan suasananya menyenangkan”. Kampung ini sangat kreatif, kerajinan dan kulinernya sangat mendukung dan industry pariwisatanya jalan. Ungkap kakang Tegar mahasiwa dari UIN Malang.
Baca juga: Kakang Mbakyu Kota Malang Ramaikan Festival Dolanan di Kampung Dolan
Dipenghujung acara juga diadakan tolkshow yang di hadiri oleh Ki Demang Ketua Forkom Pokdarwis Kota Malang. Tolkshow yang di ikuti oleh pengunjung dan sebagian warga medapatkan penjelasan mengenai Buk Gludug yang mulai dibangun pada tahun 1941.
“Buk Gludug merupakan bangunan kolonial yang sudah di tetapkan oleh TACB sebagai Struktur Cagar Budaya melalui SK Walikota Malang 185.45/359/35.73.112/2018 Tanggal 12 Desember 2018” Ungkap Pria yang bernama asli Isa Wahyudi yang sekaligus menjadi Ketua TACB kota Malang. Buk Gludug ini melintasi Jalan Gatot Subroto dan Jalan Panglima Sudirman dan menghubungkan utara dan selatan Sungai Brantas. Jembatan ini sangat penting karena jembatan ini salah satu akses jalan dari Blitar menuju Surabaya naik dulu di masa pra Kemerdekaan hingga sekarang.(Er)
Editor : hadi