BLITAR - Direktur KADIN Institute, Dr Ir Jamhadi, MBA, di bawah kepemimpinan Ir H La Nyalla Mahmud Mattaliti sebagai Ketua Umum Kadin Jawa Timur, berkali-kali menekankan pentingnya hilirisasi produk agar punya nilai tambah. Penekanan ini disampaikan Jamhadi saat jadi narasumber dalam rangkaian "Blittra Expo 2019 : Blitar Investment, Trade, and Tourism" di hall Gedung Kesenian Kota Blitar, Jawa Timur, pada 21-24 November 2019.
"Potensi Kota Blitar sangat besar sekali, dari potensi wisata, agro, sampai hasil alam. Contohnya ialah telur ayam. Transaksi perdagangan telur di Kota Blitar tiap hari kurang lebih Rp 5 miliar," jelas Jamhadi, yang diberi amanah oleh La Nyalla sebagai Tim Ahli Kadin Jawa Timur.
Baca juga: YKPN Sosialisasi Revolusi Peningkatan Produktivitas Pertanian
Hanya saja, telur itu harus punya nilai tambah. Disebutkan Jamhadi, nilai tambah itu salah satunya dengan membuat serbuk telur. Serbuk telur itu bisa digunakan sebagai bahan baku makanan dengan masa kadaluarsa lebih lama dibandingkan dengan telur. Cuma, mesin produksi serbuk telur itu masih impor.
Jamhadi berharap ada produsen lokal yang bisa membuat mesin tersebut mengingat potensi telur dan peternakan ayam di Blitar sangatlah besar.
Tercatat, populasi ayam petelur secara di Jawa Timur termasuk dari Blitar mencapai 50.539.430 ekor atau berkrontibusi 28% secara nasional. Capaian ini menempatkan Jawa Timur peringkat 1 sebagai penghasil ternak. Adapun produksi telurnya sebanyak 540.026 ton atau 29% kontribusi terhadap nasional.
"KADIN Institute punya program communal branding. Kami bantu untuk desain dengan produk yang sama, bantu patenkan, dan daftarkan SNI serta ISO. Lalu diproduksi secara massal dengan ketentuan sesuai SOP (standar operasional prosedur) yang telah kami tentukan. Kami beli dan kami pasarkan ke sejumlah ritel modern dan ekspor, termasuk produk hilirisasi telur, kakao, atau potensi yang dimiliki Kota Blitar. Itu menjadikan UMKM Naik Kelas," jelas Jamhadi melalui paparannya di hadapan pelaku usaha Blitar dan sekitarnya.
Mengenai permodalannya, Jamhadi yang juga CEO PT Tata Bumi Raya ini menyebut ada banyak lembaga yang mau bekerjasama memberikan permodalan. Tidak hanya dari perbankan, tapi juga berasal dari crowd funding, modal ventura, UKM Go Public melalui Bursa Efek Indonesia (BEI), atau dana PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) BUMN, dan CSR perusahaan.
"Jika kesulitan, bisa datang ke KADIN Institute, KADIN Jawa Timur, atau ke Kadin daerah masing-masing. Disana akan dipandu supaya UMKM bisa Naik Kelas dan berdaya saing global," kata Jamhadi, sebagai Ketum Ikatan Keluarga Besar Alumni (IKBA) Untag 45 Surabaya.
Baca juga: Jamhadi : Perlu Kolaboratif Menyiapkan SDM Unggul di Era Disrupsi
Potensi komoditi lain yang perlu dihilirisasi ialah kakao. Dikatakan Jamhadi, kebanyakan petani langsung menjual biji kakao. Padahal, banyak produk turunan kakao yang bisa memberikan nilai tambah kepada petani.
"Buatkan serbuk kakao atau minuman kakao, atau produk dari kakao seperti lemak kakao, pasta, cokelar, dan lain-lain. Dengan potensi kakao di Blitar seluas 4.634 ha, dari kakao saja bisa mensejahterakan petani dan memberikan PAD bagi pemerintah daerah," ujar Jamhadi, Dewan Pembina ISMI Jawa Timur.
Jamhadi juga menyinggung sektor pariwisata di Kota Blitar. Menurutnya, UMKM bisa bertumbuh jika pariwisata tumbuh. Di Blitar, ada objek wisata yang gaungnya sudah sampai internasional.
"Ada wisata religi Makam Proklamator RI, Bung Karno sebagai ikon wisata Kota Blitar. Ada wisata rohani Goa Maria Sendang Rejo, Istana Gebang, Agrowisata belimbing Karangasri, dan lain-lain. Dinas Pariwisata Kota Kediri harus gencar promosi dan memviralkan objek wisata di wilayahnya," ujar Jamhadi.
Baca juga: Bertemu Delegasi Bisnis Singapura, Jamhadi Minta Tingkatkan Kerjasama
Jumlah wisatawan di Kota Blitar akan mudah bertumbuh dengan dukungan infrastruktur yang sudah dan sedang dibangun oleh Pemerintah.
Jamhadi menyebutkan, progres jalan Pantai Selatan sepanjang 680,13 km sekarang ini sudah dikebut oleh Pemerintah. Jalan tersebut akan menghubungkan beberapa kabupaten dan kota di sekitar Kota Blitar, seperti Balekambang - Kabupaten Blitar 17,87 km), Prigi - Tulungagung - Klatak - Brumbun (17,78 km), Tulungagung - Serang - Kabupaten Malang (12,85 km), dan Jarit - Puger (23,185 km). Pengembangan jalur Kereta Api juga digencarkan oleh Pemerintah untuk mendukung mobilisasi masyarakat. Rencana dobel tracks salah satunya akan menghubungkan Bangil-Malang-Blitar-Kertosono.
"Akses ke Blitar juga akan didukung dengan hadirnya Bandara Udara di Kediri yang sedang tahap pembangunan. Bandara tersebut menempati area seluas 600 ha dengan investasi kurang lebih Rp 7 triliun," jelas Jamhadi. (*)
Editor : Redaksi