Tim Ahli KADIN Jatim Beberkan Potensi & Peluang Investasi Kota Kediri

abadinews.id
Dr Ir Jamhadi, MBA, saat memaparkan potensi dan peluang investasi Kota Kediri

Kediri - Dalam 5 tahun mendatang, Kota Kediri akan maju pesat seperti halnya Kota Surabaya. Demikian disampaikan Tim Ahli KADIN Jawa Timur, Dr Ir Jamhadi, MBA, dibawah kepempinan Ketum Kadin Jatim, Ir H La Nyalla Mahmud Mattaliti, saat jadi narasumber dalam Seminar Potensi Dan Peluang Investasi Kota Kediri yang diselenggarakan Badan Penanaman Modal (BPM) Kota Kediri pada Senin siang, 18 November 2019 di Insumo Palace Hotel, Kota Kediri.

"Saya yakin Kota Kediri dalam 5 tahun mendatang akan maju pesat. Kota Kediri akan jadi kota jasa dan perdagangan, mirip dengan Surabaya. Jika PDRB Surabaya ditopang 54ri sektor jasa dan perdagangan, maka Kota Kediri saat ini masih 9,1%. Ke depan, Kota Kediri akan mengarah ke industri kreatif, smart city, dan pengembangan startup. Saya rasa arah ekonomi Kota Kediri akan berubah total, tidak hanya ditopang oleh Gudang Garam atau industri besar lainnya dalam peningkatan PAD (pendapatan asli daerah)," ujar Jamhadi, yang juga Direktur Kadin Institute.

Baca juga: YKPN Sosialisasi Revolusi Peningkatan Produktivitas Pertanian

Mengapa demikian? Jamhadi menjelaskan, infrastruktur hinterland di Kota Kediri sekarang ini sedang proses dibangun untuk menopang investasi, pariwisata, dan perdagangan. Mulai dari jalan tol, rel kereta api, hingga bandara udara.

"Berbisnis di Kota Kediri sama halnya dengan berbisnis dengan 5 juta penduduk di hinterland Kota Kediri," ujar Jamhadi, Ketua Umum Ikatan Keluarga Besar Alumni (IKBA) Untag 45 Surabaya.

Untuk jalan tol, saat ini sedang diprogres jalan tol Sukorejo - Batu - Kediri. Rancangan jalan tol Sukorejo-Batu merupakan jalan tol wisata untuk mendukung destinasi wisata seperti Jatim Park, Kusuma Agrowisata, Selecta, Agrowisata Teh Wonosari, dan lain-lain.

Sedangkan jalan tol Batu -Kediri untuk mendukung rencana Bandar Udara di Kediri dan destinasi wisata Selingkar Wilis. Panjang jalan tol Sukorejo-Batu 38 km dengan biaya investasi Rp 7,466 triliun, dan jalan tol Batu-Kediri panjang 72 km dengan biaya investasi Rp 13,588 triliun dengan masa konsesi 40 tahun

Demikian pula pembangunan bandara Kediri yang terletak di Desa Bulusari (Kecamatan Tarokan), Desa Grogol (Kecamatan Grogol), Desa Jatirejo dan Desa Tiron (Kecamatan Banyakan) dengan area 600 ha. Nilai investasinya Rp 7 triliun (USD 500 juta), owner project PT Surya Dhoho Investama (Gudang Garam Group).

Sementara untuk pengembangan rel kereta api, rencana double track di Bangil-Malang-Blitar-Kertosono.

"Kota Kediri harus jadi greater Kediri, karena tidak bisa membangun kota tanpa melibatkan hinterland," lanjut Jamhadi, alumnus teknik sipil ITATS ini, dan juga pernah menjadi Ketua Kadin Surabaya selama 2 periode.

Baca juga: Jamhadi : Perlu Kolaboratif Menyiapkan SDM Unggul di Era Disrupsi

Dalam mendukung pengembangan Kota Kediri, menurut Jamhadi, Kadin akan ambil peran karena posisi Kadin sebagai mitra strategis Pemerintah sekaligus wadah bagi pengusaha.

"Sesuai dengan kebijakan Pemerintah untuk 5 tahun k depan, Kadin akan terlibat di dalamnya. Pertama ialah meningkatkan produktivitas. Contohnya jika upah naik, maka industri akan mengurangi karyawannya. Masalah itu bukan tangungjawab Wali Kota dan SKPD-nya saja, juga tanggungjawab Kadin. Solusinya, Kadin mengajukan productivity center dan sertifikasi bagi calon karyawan," jelas Jamhadi, CEO PT Tata Bumi Raya.

Kedua ialah mensukseskan industri manufaktur khususnya berorientasi ekspor.

"5 poin subsektor usaha yang harus disukseskan yaitu makanan dan minuman, tekstil dan busana, otomotif, elektronik, dan kimia. Ironisnya, 95% kita masih impor obat. Ini peluang untuk gali potensi obat-obatan lokal," jelas Jamhadi, salah satu pendiri Surabaya Creative City Forum (SCCF).

Dari data yang dipaparkan Jamhadi, ada beberapa kawasan yang dikhususkan untuk pengembangan Kota Kediri. Sebut saja Kawasan perdagangan dan jasa di Pasar Induk Setono Betek, jalan Dhoho, Jl Pattimura, Jalan Jenderal Sudirman sebagai pusat perdagangan produk garmen, elektronik, kelontong, dan sebagainya.

Baca juga: Bertemu Delegasi Bisnis Singapura, Jamhadi Minta Tingkatkan Kerjasama

Lalu Kawasan industri, seperti industri besar rokok Gudang Garam di Kelurahan Semampir, Balowerti, dan Dandangan serta pabrik gula di Kelurahan Mrican dan Pesantren. Dan industri sedang di Kelurahan Pesantren dan industri makanan di Kelurahan Betet dan Kelurah Blabak.

Untuk home industri di Kelurahan Bandar Lor, Banjarmlati, Bandar Kidul, Pakelan, Kampung Dalem dan Blabak.

Adapun realisasi investasi Kota Kediri pada tahun 2017 sebesar Rp 448,194 miliar dari 619 investor, tahun 2018 sebesar Rp 717,481 miliar dari 621 investor, atau naik 60,08%.

"Jumlah investasi menurut industri di Kota Kediri sebesar Rp 22,39 miliar dari sektor jasa reparasi dan pemasangan peralatan. Sebesar Rp 1,71 miliar dari sektor minuman, sebesar Rp 28,38 miliar dari sektor makanan, dan Rp 3,257 triliun dari sektor hasil tembakau," jelas Jamhadi, yang tercatat Dewan Pembina ISMI Jawa Timur. (*)

Editor : Redaksi

Peristiwa
Berita Terpopuler
Berita Terbaru