Ketua DPD RI Warning Kemenkes: Setelah Gagal Ginjal Anak, Kini Angka Diabetes Melambung

abadinews.id
Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti

Abadinews.id, Jakarta - Setelah kasus penyakit gagal ginjal menyerang anak-anak, kini ancaman terbaru adalah penyakit diabetes. Prevalensi anak penyandang diabetes meningkat 70 persen dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir sejak 2010.

Berdasarkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) saat ini tercatat ada 1.645 anak penyandang diabetes di 13 rumah sakit di kota besar.

Baca juga: DPD RI Semakin Dipercaya Publik, Fahira Idris Dukung LaNyalla Pimpin Kembali DPD RI

Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti meminta pemerintah, khususnya Kementerian Kesehatan mengambil tindakan cepat agar jumlah penderita tidak semakin bertambah.

Menurut LaNyalla, tingginya anak yang hidup dengan penyakit dapat mengancam kualitas sumber daya manusia ke depan.

"Anak-anak kita ini merupakan generasi penerus menuju target Indonesia emas. Kita memerlukan generasi yang berkualitas, yang tentunya sehat secara lahir dan batin," tutur LaNyalla, Selasa (06/06/23).

Baca juga: Konsep No One Left Behind dan Syubbanul Yaum Rijalul Ghod Ala LaNyalla, Tepat untuk DPD RI

Karena itulah, LaNyalla menekankan pentingnya penanganan preventif terhadap bahaya diabetes melitus anak. Langkah yang bisa diambil, dengan cara edukasi terhadap para orangtua.

"Di sinilah perlunya melibatkan orangtua agar dalam lingkungan terkecilnya yaitu keluarga dapat menerapkan pola hidup sehat. Ketidaktahuan orang tua akan bahaya diabetes melitus anak, menurut saya terjadi karena kurangnya edukasi dan sosialiasi," jelasnya.

Baca juga: Bustami: Obyektif Saja, Ketua DPD Sudah Mengerjakan yang Sekarang Muncul Jadi Wacana

Di sisi lain, Senator asal Jawa Timur itu juga menyoroti kebijakan pemerintah yang dinilai belum komprehensif dan menyeluruh dalam membebaskan anak-anak dari penyakit yang berisiko berat. Diantaranya maraknya minuman dengan pemanis buatan yang bisa menjadi pemicu.

"Untuk mewujudkan Indonesia sehat memang harus dengan kebijakan menyeluruh. Selain edukasi dan sosialisasi, harus ada pembatasan pula terhadap sumber-sumber penyebabnya," pungkasnya.(AD1)

Editor : hadi

Peristiwa
Berita Terpopuler
Berita Terbaru