SURABAYA - Ketagihan bermain game online mobile legend, seorang pelajar SMA di Surabaya, masuk dalam jaringan pengedar narkoba. Pelajar berinisial MS (17) itu berperan sebagai kurir sekaligus mengedarkan.
Namun,bisnis yang digeluti MS akhirnya terbongkar, setelah empat pelanggan setianya diringkus Unit Reskrim Polsek Tegalsari. Pelanggan tetap MS itu adalah YD (19), warga Banyu Urip Kidul, MNI (19) dan Al (34), keduanya warga Kupang Praupan serta IA (19), warga Kupang Gunung.
Keempatnya digerebek saat menggelar pesta sabu di salah satu rumah di Kupang Krajan Gang VII, Surabaya.Penggerebekkan itu dipimpin oleh Kanitreskrim Iptu Kennardi bersama Tim Unit Reskrim Polsek Tegalsari.
"Dari penangkapan empat pengguna sabu itu, kami kembangkan hingga kami berhasil menangkap MS selaku kurir," kata Kapolsek Tegalsari, Kompol Rendy Surya Aditama, Senin (7/9/2019).
Rendy menambahkan, setelah ditangkap, dalam pemeriksaan MS mengaku bahwa dia mendapatkan sabu-sabu dari seseorang bernama Kancil. Hanya saja, saat dilakukan pengembangan, Kancil sudah menjadi penghuni tahanan Polsek Jambangan.
"Kami menduga, jaringan yang dijalankan MS, Kancil serta St (DPO), dikendalikan (bandar) dari Lapas Madiun. Saat ini masih kami kembangkan ke arah sana," jelas Rendy.
Alumnus AKPOL tahun 2005 itu menyebut, MS merupakan pelajar kelas XI SMA. Dia mengaku masuk dalam jaringan pengedar narkoba lantaran terbelit kebutuhan untuk membeli kuota demi bisa bermain game.
"Selain untung uang, tersangka MS juga tergiur dengan keuntungan bisa mengonsumsi sabu itu. Dia berdalih, mengonsumsi sabu untuk menambah stamina saat bermain game online," beber mantan Kapolsek Wonokromo ini.
Sementara itu, MS mengaku sudah melakukan transaksi selama 7 kali dalam satu bulan dan ia hanya mendapat upah Rp 50 ribu sekali antar ungkapnya.
"Sekali mengantarkan atau mengedarkan, saya dapat upah Rp 50 ribu," aku MS.
Selain itu, MS mengaku bisa mencicipi sabu secara gratis. Keuntungannya lainnya, ia belikan kuota untuk main game mobile legends.
"Saya nggak tega minta uang ke orangtua, karena yang kerja hanya ibu saya. Makanya saya jarang jajan," ungkapnya.
Editor : Redaksi