Korban Investasi Bodong Tuntut Kejelasan Dana dari Pelaku Berkedok Bisnis Sembako

avatar abadinews.id
Foto korban Investasi Bodong
Foto korban Investasi Bodong

Surabaya,abadinews.id — Sebanyak 20 orang korban investasi bodong mendatangi kediaman seorang wanita bernama Tita Kartika Purwosari di Jalan Dinoyo 3 Surabaya. Kedatangan para korban ini bertujuan untuk meminta kejelasan mengenai dana investasi yang hingga kini tidak kunjung dikembalikan oleh pelaku.

 

Baca Juga: Ditreskrimum Polda Jatim Bekuk Wanita dengan Modus Investasi

Kasus ini bermula dari tawaran kerja sama bisnis jual beli sembako yang disampaikan oleh pelaku, yang dikenal oleh para korban sebagai sesama orang tua murid di salah satu sekolah dasar di Surabaya.

 

Dengan iming-iming keuntungan cepat dan risiko rendah, pelaku berhasil menarik kepercayaan puluhan orang untuk menanamkan modal.Salah satu korban, berinisial LS, menuturkan bahwa awalnya pelaku menawarkan kerja sama usaha dengan alasan membutuhkan tambahan modal untuk memperluas pasokan sembako.

 

“Dia bilang butuh modal karena banyak pembeli, tapi kekurangan dana. Awalnya saya bantu dua juta delapan ratus ribu rupiah untuk modal pertama,” ujar LS.

 

Selama empat bulan pertama, bisnis tersebut berjalan lancar. Setiap dua minggu pelaku mengembalikan modal disertai keuntungan sesuai kesepakatan. Hal ini membuat para korban semakin percaya dan menambah jumlah investasi. Barang yang disebut-sebut diperdagangkan antara lain minyak goreng Merk Sanco, beras, gula, dan mi instan.

 

"Namun sejak Agustus 2025, pengiriman barang dan pengembalian dana mulai macet. Pelaku beralasan bahwa pasokan dari pabrik belum tersedia dan tidak bisa membuka pesanan baru sebelum menyelesaikan pesanan lama.Padahal uang kami sudah masuk, tapi barang tidak pernah dikirim lagi,” lanjut LS.

 

Kecurigaan semakin menguat ketika salah satu pelanggan korban mengeluh karena barang pesanannya tidak kunjung datang. Korban kemudian berinisiatif mengunjungi alamat pelaku yang tertera di KTP. Di sana, mereka hanya bertemu suami pelaku yang mengaku tidak tahu menahu soal bisnis istrinya. Namun, keterangan dari warga sekitar justru berbeda.

"Menurut keterangan warga dan Ketua RT setempat,ternyata pelaku ini sudah sering menipu dengan modus serupa. Bahkan ada grup WhatsApp berisi korban-korban lainnya dengan berbagai jenis produk bukan hanya sembako” tutur korban.

Hingga kini, total kerugian yang dialami para korban diperkirakan mencapai puluhan juta hingga miliaran rupiah. Para korban menuntut pertanggungjawaban pelaku dan akan menempuh jalur hukum apabila tidak ada kejelasan dalam waktu dekat.

 

Korban mengaku sudah meminta pelaku membuat surat perjanjian tanggung jawab pengembalian uang, namun janji tersebut tidak pernah ditepati. “Sekarang masa tenggangnya sudah lewat. Kalau dia tidak menyelesaikan kewajibannya, kami akan melaporkan kasus ini ke pihak berwajib,” tegasnya.

“Kami datang baik-baik untuk meminta kejelasan. Jika tidak ada itikad baik, kami siap melapor ke pihak berwajib,” ujar salah satu korban lainnya,berinisial S.

Hingga kini, para korban masih menunggu itikad baik dari pelaku untuk mengembalikan dana investasi mereka. Beberapa korban juga berencana menempuh jalur hukum agar kasus ini dapat diproses secara resmi oleh pihak berwenang.ucap salah satu Korban.(Red)

 

 

 

Editor : Redaksi

abadinews.id horizontal

Berita Lainnya

abadinews.id horizontal