Menuai Prestasi di Tahun Kedua Nawa Bhakti Satya, Pendidikan Jatim

abadinews.id
Gubernur bersama penerima prestasi Nawa Bhakti Satya

SURABAYA, Abadinews.id - Tepuk tangan riuh rendah disertai sujud syukur yang mendalam mewarnai rumah ribuan siswa di Jawa Timur, Kamis (19/11/20).

Pasalnya malam itu (16/10) Pusat Prestasi Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI mengumumkan secara daring hasil Kompetisi Sains Nasional (KSN) yang merupakan salah satu kompetisi pendidikan paling bergengsi di Indonesia dengan Juara Umumnya adalah Jawa Timur.

Baca juga: PT KAI Dapat Penghargaan dari Pemprov Jatim, Peringati Hari Lanjut Usia Nasional

Perolehan 70 medali yang teridiri dari 19 medali emas, 24 perak, dan 27 perunggu, telah mewujudkan mimpi dunia pendidikan Jawa Timur untuk menjadi juara umum KSN setelah menunggu 18 tahun sejak aktif mengikuti kompetisi tersebut mulai tahun 2002.

Tentu saja prestasi sebagai juara umum KSN 2020 ini bukanlah satu-satunya prestasi yang diukir oleh siswa siswi Jatim. Masih ada ratusan prestasi berskala Nasional dan Internasional yang telah diraih selama tahun 2020 ini, termasuk didalamnya siswa siswi Jatim menjadi yang terbanyak di Indonesia diterima di Perguruan Tinggi melalui jalur SMNPTN.

Semangat insan pendidikan di Jatim untuk mencapai prestasi terbaiknya tidak surut walaupun dalam masa Pandemi Covid-19. Justru di masa pandemi ini berbagai kompetisi terutama yang diselengarakan secara online diikuti dengan penuh antusiasme.

Terhadap capaian itu, Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Timur menyampaikan,’’Dalam suasana pandemi seperti ini, justru anak-anak Jawa Timur menunjukkan prestasi terbaiknya. Para kepala sekolah dan guru pun telah menunjukkan kinerja terbaik membangun generasi emas Jawa Timur yang lebih kreatif dan inovatif disertai dengan akhlak yang mulia.’’

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Wahid Wahyudi, menegaskan bahwa berbagai prestasi dan inovasi pendidikan di Jawa Timur menunjukkan bahwa ekosistem pendidikan Jawa Timur di masa kepemimpinan Khofifah Indar Parawansa sebagai Gubernur dan Emil Elistianto Dardak sebagai Wakil Gubernur telah terbangun lebih kondusif untuk meningkatkan standar kualitas pendidikan di Jawa Timur.

“Program Jatim Cerdas yang merupakan salah satu program prioritas dari Nawa Bhakti Satya Pemerintah Provinsi Jawa Timur dibawah kepemimpinan Ibu Khofifah dan Pak Emil bukan sekedar isapan jempol belaka. Program ini telah menjadi pemicu inovasi dan prestasi pendidikan di Jawa Timur.”

Lebih lanjut, Wahid Wahyudi menegaskan berbagai kebijakan yang disertai dengan skema anggaran yang memadai telah menjadi stimulasi tumbuh kembangnya inovasi dan prestasi pendidikan. Biaya Penunjang Operasional Penyelenggaraan Pendidikan (BPOPP) untuk 4.000 lebih SMA, SMK dan SLB negeri dan swasta dengan 1,3 juta lebih siswa di Jatim yang dilaksanakan sejak Tahun 2019, selain telah meringankan biaya yang dikeluarkan oleh para orang tua, program ini juga menjadikan ruang fiskal sekolah lebih leluasa untuk mendorong inovasi dan prestasi di masing-masing satuan pendidikan.

Baca juga: Jerit Pilu Warga Surabaya Tak Sampai ke Telinga Pemimpin, Ini Faktanya

Peningkatan kesejahteraan para guru dan tenaga Kependidikan, khususnya untuk 20 ribu lebih Guru Tidak Tetap (GTT) dan Pegawai Tidak Tetap (PTT) juga menjadi wujud perhatian Pemprov Jatim terhadap kualitas pendidikan.

SMK Pengampu, SMA Pengimbas, Pesantren Vokasi (SMK Mini), SMA double track, peningkatan kualitas sarana dan prasarana pendidikan serta program lain menyangkut peningkatan kompetensi guru dan tenaga kependidikan adalah bagian dari program pendidikan yang dijalankan secara berkelanjutan selama ini untuk memacu percepatan kualitas pendidian di Jawa Timur.

“Dalam RAPBD Tahun 2021, Pemprov Jatim menganggarkan Rp. 11,868 Triliun untuk membiayai sektor pendidikan. Itu artinya setara 51,74 persen anggaran perangkat daerah akan digunakan untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di Jatim,” tutur Khofifah Indar Parawansa, Gubernur perempuan pertama di Jawa Timur ini.

Dalam rangka optimalisasi kualitas dan serapan lulusan SMA, SMK dan SLB di Jawa Timur, Pemprov Jatim juga telah mengembangkan ekosistem kerjasama dengan banyak dunia usaha, dunia industri dan perguruan tinggi. Salah satu contoh, baru-baru ini (28/10), telah ditandatangani kerjasama antara PT Maspion dengan 300 SMK di Jawa Timur yang disaksikan langsung Gubernur Jawa Timur.

Kerjasama yang telah dilakukan dengan ratusan perusahaan dalam dan luar negeri ini memberikan peluang luas bagi para lulusan sekolah di Jatim untuk lebih cepat bekerja. Contoh konkrit adalah SMKN Grati Kabupaten Pasuruan, SMK Muhammadiyah Gondanglegi Malang, SMK PGRI 2 Ponorogo, yang bekerja sama dengan ratusan perusahaan dalam dan luar negeri, sehingga lulusannya 90% lebih bisa langsung diterima kerja di perusahaan-perusahaan tersebut.

Baca juga: Peringatan May Day di Jatim Berjalan Aman dan Lancar

Program Jatim Cerdas Pemprov Jatim tidak hanya melahirkan alumni sekolah yang siap kerja, tapi juga andal dalam berwirausaha. Banyak sekolah yang secara khusus juga menyiapkan siswa siswinya untuk menjadi start up dan wirausahawan muda. SMKN Tutur Kapaten Pasuruan dan SMK PGRI 1 Mejayan Kabupaten Madiun adalah contoh sekolah yang memiliki program khusus untuk kewirausahaan.

Tidak hanya pada jenjang pendidikan SMK, program-program di SMA juga telah dirancang untuk mengembangkan kompetensi kewirausahaan siswa. Program SMA double track kerjasama Dinas Pendidikan Jawa Timur dengan ITS Surabaya adalah salah satu bentuk program untuk meningkatkan kemampuan vokasional dan kewirausahaan siswa SMA.

Selama masa pandemi Covid-19 meskipun sebagian anggaran dialihkan untuk penanganan pandemi ini, perhatian Pemprov Jatim untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan tidaklah surut.

Berbagai inovasi pembelajaran terus dikembangkan baik yang berbasis daring maupun luring. Pengembangan kompetensi guru untuk pembelajaran daring, pengembangan learning management system, kerjasama dengan komunitas dan pemerintah Kabupaten/Kota dan Desa, penyediaan anjungan belajar mandiri untuk sekolah yang belum terjangkau internet adalah sebagian dari inovasi yang telah dicetuskan selama masa pandemi.  (AD1)

Editor : hadi

Peristiwa
Berita Terpopuler
Berita Terbaru