KADIN Institute dan FEBI IAIN Madura MoU Pengembangan SDM dan Riset

abadinews.id
MoU KADIN Institute dengan IAIN Madura

Pamekasan - Pada Minggu, 24 November 2019, menjadi momen penting bagi KADIN Institute dan Fakultas Ekonomi Bisnis Islam (FEBI) IAIN Madura. Kedua lembaga ini sepakat untuk menandatangani Memorandum of Understanding (MoU), yang dilakukan oleh Direktur Kadin Institute, Dr Ir Jamhadi,MBA, dengan Dekan FEBI IAIN Madura, Dr Zainal Abidin, MEI.

"Kerjasama bukan hanya seremonial tapi bisa dilaksanakan dengan simbiosis mutualisme," ujar Jamhadi yang diberi amanah oleh La Nyalla Mahmud Mattaliti menjadi KADIN Institute, usai penandatanganan MoU di IAIN Madura, Jalan Raya Panglegur Pamekasan.

Baca juga: Ketua DPD RI Sampaikan Alasan Indonesia Butuh Pengusaha Baru di HUT ke-11 Kadin Institute

Usai tanda tangani MoU, Jamhadi jadi pemateri dalam Seminar "Gebyar Entrepeneurship" : Peran Dan Tantangan Kaum Millenial Menjadi Entrepeneur Muslim yang diadakan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam IAIN Madura.

"Nantinya, hasil riset dari mahasiswa ataupun dosen IAIN Madura akan dibuat direktori riset. Riset yang bagus akan kami pertemuan dengan dunia industri untuk diimplementasikan skala banding 1 sehingga akan mengurangi cost industri dalam menerapkan R&D dan meningkatkan daya saing industri," kata Jamhadi, yang juga Ketua Umum Ikatan Keluarga Besar Alumni (IKBA) Untag 45 Surabaya.

Selain implementasi hasil riset, MoU antara Kadin Institute dengan FEBI IAIN Madura mencakup pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM) dan pemasaran produk, juga peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

Baca juga: Jamhadi : Perlu Kolaboratif Menyiapkan SDM Unggul di Era Disrupsi

"Buatlah produk sendiri jangan hanya menjual produk impor. Buat produk makanan dan minuman dari bahan lokal, atau produk herbal. Bisa produk lainnya. Kami siap bantu permodalannya, perizinan, SNI, atau kelengkapan lainnya. Datanglah ke KADIN Institute," ujar Jamhadi, Dewan Pembina Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI) Jawa Timur.

Jamhadi juga mengajak mahasiswa untuk melakukan hilirasi produk. Misalnya garam. Jika musim panen, harga garam anjlok dan bisa mencapai Rp 300 per kg atau Rp 4000 per sak.

"Sangat miris sekali kondisi petani garam. Inilah tantangan bagi mahasiswa dan akademisi IAIN Madura untuk bisa membuat hilirisasi garam, tidak hanya dibuat untuk kebutuhan rumah tangga. Secara nasional kebutuhan garam pada tahun 2018 sebanyak 3.388.703 ton, dan tahun ini ada stok masih 151.771 ton. Kebutuhan masih besar, dan peluang itu harus dicari benang merahnya," ujar Jamhadi.

Baca juga: Bertemu Delegasi Bisnis Singapura, Jamhadi Minta Tingkatkan Kerjasama

Melalui hilirisasi produk, lanjut Jamhadi, ada add value bagi produsen atau pun pedagang.

"Kadin Institute dan KADIN Jatim juga bisa bantu pemasaran ke beberapa ritel dan pabrik," kata Jamhadi. (*)

Editor : Redaksi

Peristiwa
Berita Terpopuler
Berita Terbaru