Terdakwa Liliana Herawati Pendiri Yayasan PMK Dituntut Jaksa 4,5 Tahun

abadinews.id
Pengadilan Negeri Surabaya

Abadinews.id, Surabaya - Terdakwa dengan nama lengkap Stella Maris Liliana Herawati pendiri Yayasan Pembinaan Mental Karate (PMK) Kyokushinkai, Dituntut Jaksa Penuntut Umum (JPU) Darwis dari Kejaksaan Negeri Surabaya, Dengan pidana penjara selama 4 tahun dan 6 bulan, Tuntutan dibacakan saat sidang di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Dalam perkara pemalsuan surat.

Menuntut supaya majelis hakim pengadilan negeri surabaya yang memeriksa perkara ini supaya memutuskan:

Baca juga: Laporkan Suami APP Seorang Dokter, Istri Alami Luka Memar

1. Menyatakan terdakwa Liliana Herawati terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana pemberian keterangan palsu pada suatu akta otentik sebagaimana dalam dakwaan alternative.

2. Menjatuhkan pidana dengan pidana penjara selama 4 tahun 6 bulan dikurangkan selama terdakwa dalam tahanan.

Jaksa Darwis membacakan tuntutannya, Selasa (18/07/23), dihadapan majelis hakim yang diketuai Ojo Sumarna, yang juga memohon agar terdakwa tetap dalam tahanan.

Sebelum amar tuntutan pidana dibacakan, Darwis juga menyampaikan hal mengenai pertimbangan lainnya, Seperti hal yang meringankan maupun memberatkan terdakwa adalah sebagai berikut.

"Hal yang memberatkan, Perbuatan terdakwa mengakibatkan saksi Erick Sastrodikoro ataupun perkumpulan mengalami kerugian materi harus mengeluarkan transport operasional selama pemeriksaan di Bareskrim Polri, dan mengalami kerugian inmateril, adanya laporan tersebut telah menyerang secara pribadi dan nama baik saksi Erick, Terdakwa berbelit-belit dalam pemeriksaan di persidangan, terdakwa tidak terus terang mengakui perbuatannya, hal yang meringankan, terdakwa belum pernah dihukum," tutur Jaksa yang selalu dikenal menangani perkara besar.

Selanjutnya, Liliana, Selaku pendiri Yayasan Pembinaan Mental Karate (PMK) Kyokushinkai, menanggapi pertanyaan hakim ketua Ojo terkait tuntutan JPU yang disampaikan.

"Saya serahkan ke tim ph yang mulia," jelas terdakwa singkat.

Baca juga: Saksi Tidak Ketahui Fakta Kasus, Hanya Dengarkan dari Ellen Sulistyo

Kemudian, usai sidang berakhir digelar, Salah satu penasehat hukum Liliana, Pengacara Beni Buston menyampaikan keberatan pihaknya, yang mengatakan luar biasa atas tuntutan Jaksa disampaikan kepada wartawan.

"Luar biasa, dalam tuntutan Jaksa berdasarkan fakta persidangan tidak disebutkan fakta persidangan apa saksi siapa tidak disebutkan yang dikutip perbagian-perbagian saja dan itu pun termasuk ahli bahasa tidak disebutkan antara keterangan ahli bahasa dan perdata itu kontradiktif, bahwa ahli bahasa menyampaikan cara pengundurnya dirubah dulu namanya, sedangkan ahli perdata menyampaikan itu sendiri-sendiri," terang pengacara muda pada poin komentarnya didepan ruang sidang.

Sementara, Komentar Jaksa Darwis saat ditemui wartawan dihalaman PN Surabaya, mengatakan dasar tuntutan karena terdakwa tidak mengakui perbuatan dan berbelit-belit.

"Dasarnya, yang pertama perbuatan terdakwa itu kan mengakibatkan kerugian pada saksi korban dalam hal ini saksi Erick dan perkumpulan, kedua selama pemeriksaan terdakwa itu berbelit-belit tidak mengakui perbuatannya sehingga mengakibatkan kerugian secara materil dan inmateril," katanya.

Diketahui, pada saat persidangan agenda pemeriksaan terdakwa sebelumnya terungkap. Jika saat ditanya Jaksa Darwis, bahwa Liliana mengakui ada meminta dana milik perkumpulan yang merupakan dana CSR, atau sumbangan hasil pengelolaan dana arisan yang sejak tahun 2015 disebut telah dikembalikan ke peserta.

Baca juga: Ironis, Aliran Dana ke Rekening Pribadi Ellen Terbongkar oleh Saksinya Sendiri

Diterangkan oleh Terdakwa dibuatnya akta No. 8 adalah untuk mengantisipasi akta No. 16 yang mengesahkan penguduran diri Liliana Herawati.

Dalam kasus ini, Liliana sebelumnya dilaporkan ke Polrestabes Surabaya, akibat memberikan keterangan dalam akta otentik yang menyatakan dirinya tidak pernah mengundurkan diri.

Terdakwa sebelumnya juga sebagai pendiri Perkumpulan, Namun pengurus inti perkumpulan menegur terdakwa karena diketahui telah mendirikan Yayasan dengan nama yang sama, Terdakwa saat rapat sebagai Kaicho diminta mundur. Namun usai kesediaan dirinya siap mundur yang dicatatkan dinotulen rapat, tiba-tiba selanjutnya membatalkan niat pengunduran dirinya setelah mengetahui adannya dana arisan sekitar Rp. 7 Miliar.

"Bahwa setelah mendengar keberhasilan pengelolaan arisan yang telah mencapai Rp. 7 Miliar timbul niat terdakwa untuk mencabut pengunduran dirinya sebagai pendiri dari Perkumpulan pada tanggal 06 Juni 2022 terdakwa menyuruh notaris DR. A.A ANDI PRAJITNO, Drs., S.H., M.Kn., untuk memasukkan keterangan yang tidak benar dalam akta nomor 8 tanggal 06 Juni 2022 dengan cara terdakwa menyatakan apabila terdakwa tidak pernah mengundurkan diri dari perkumpulan PMK Kyokushinkai," pungkas dakwaan Jaksa tertuang pada SIPP.(AD1)

Editor : hadi

Peristiwa
Berita Terpopuler
Berita Terbaru