Abadinews.id, SAMPANG - Air tanah yang ada di Pulau Mandangin berpenduduk 20.000 jiwa ini seluruhnya asin. Padahal warga membutuhkan air tawar bersih untuk kehidupan sehari-hari, apalagi untuk kebutuhan kesehatan. Pulau Mandangin ini berada di Kabupaten Sampang, Madura. Setidaknya butuh waktu 1,5 jam untuk menyeberang ke pulau tersebut dari Pelabuhan Tanglok, Sampang.
Kondisi Pulau Mandangin yang sangat membutuhkan air bersih sampai saat ini dikatakan oleh Kepala Puskesmas Pulau Mandangin, Ahmad Zain kepada tim program Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang tengah melakukan assessment di pulau kecil ini. “Selain kebutuhan air bersih ini secara umum dibutuhkan masyarakat, namun secara khusus air bersih sangat dibutuhkan untuk penanganan medis. Di pulau ini penanganan kesehatan satu-satunya adalah puskesmas,” tutur Zain.
Baca Juga: Bulan Suci Ramadhan, PT Ajinomoto Indonesia Gandeng ACT Beri Donasi Menu Sehat Berbuka Puasa
Sementara itu, Enggal Dito, penanggung jawab program ACT Surabaya mengatakan, pihaknya langsung menindaklanjuti kebutuhan air bersih di Pulau Mandangin ini dengan menggandeng Badan Koordinasi Kegiatan Mahasiswa Teknik Kimia Indonesia (BKKMTKI).
BKKMTKI menyambut baik kolaborasi kebaikan ini. BKKMTKI mempunyai alat filterasi air Reverse Osmosis yang mampu mengubah surplusnya air bersih menjadi air tawar yang siap konsumsi. Shinta Amelia Putri, Pimpinan Daerah Pengabdian Masyarakat Daerah Jawa Timur BKKMTKI menjelaskan, Reverse Osmosis adalah metode penyaringan berbagai molekul besar dan ion-ion dari suatu larutan dengan cara memberi tekanan pada larutan ketika larutan itu berada di salah satu sisi membrane seleksi (lapisan penyaring).
Baca Juga: Musholla Tanpa Nama di Surabaya Nyaris Ambruk
“Dengan alat tersebut, air asin yang begitu banyak di Pulau Mandangin bisa diubah menjadi air tawar bersih yang siap konsumsi. Kami sudah melakukan instalasi dan pengecekan, hasilnya pH 7.6 menandakan air layak konsumsi,” terang Shinta.
ACT dan BKKMTKI mengirimkan alat ini ke Pulau Mandangin awal Januari 2022 dan diinstalasi di puskesmas. Alat ini nantinya akan dimanfaatkan oleh pasien terutama poli gigi. Setiap hari setidaknya ada 5-10 pasien yang melakukan perawatan. Maka kebutuhan air bersih amat dibutuhkan.
Baca Juga: Menyediakan Hunian Nyaman Terpadu dan Mendorong Perekonomian Korban Erupsi Semeru
Shinta berharap semoga kedepannya dengan penerapan alat ini mampu membantu masyarakat daerah dan khususnya puskesmas untuk penanganan pasien dengan air bersih yang mendukung penanganan medis.
Di sisi lain Enggal mengatakan karena alat filterasi ini masih dibutuhkan warga di Pulau Mandangin, ACT akan menggalang donasi pengadaan alat filterasi. “InsyaAllah kami akan ikhtiarkan mengajak para dermawan bersama-sama mewujudkan alat filterasi ini untuk membantu warga Pulau Mandangin dan kepulauan lain agar bisa menikmati air bersih guna mencukupi kebutuhan sehari-hari. Anda pun bisa berkontribusi melalui laman indonesiadermawan.id/ AirUntukMandangin,” tutupnya.(AD1)
Editor : hadi