Abadinews.id, Surabaya - Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur melatih 100 orang Bidan terpilih dari seluruh Jawa Timur untuk mendapatkan pelatihan pelayanan Kontrasepsi KB Implan dan IUD. Selama delapan hari, 100 bidan tersebut dilatih oleh lima orang fasilitator yang terdiri dari dua dokter spesialis kandungan dan tiga bidan profesional.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, diwakili oleh Koordinator Bidang Latbang Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Sukamto mengatakan Pelatihan Pelayanan Kontrasepsi ini merupakan salah satu strategi untuk percepatan penurunan angka stunting di Jawa Timur. Bahwa di BKKBN itu ada dua kegiatan yaitu di bidang pelatihan dan pengembangan. Pelatihan Tim Pendamping Keluarga dan Pelatihan Pelayanan Kontrasepsi.
Baca juga: Gunakan Kostum Pejuang, BKKBN Jatim Gelar Peringatan Hari Pahlawan
"Kegiatan ini dimulai Juni 2022, sampai terakhir penutupan ini di bulan November 2022, dan terbagi dalam lima angkatan," tutur Sukamto ditemui di Grand Dafam Surabaya, Jum'at (04/11/22).
Sukamto menjelaskan sebagaimana Perpres 72 dengan target prevalensi angka stunting di Indonesia adalah 14% pada tahun 2024 berdasarkan angka dari SSGI 2021 masih 23,5% di Jawa Timur. Yang termuat dalam Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting (RAN PASTI) adalah pelaksanaan pendampingan keluarga berisiko stunting, pendampingan semua calon pengantin/calon Pasangan Usia Subur (PUS) dan surveilans keluarga berisiko stunting, oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK) di Jawa Timur sebanyak 93.729 orang yang terdiri dari unsur Bidan/Tenaga Kesehatan lainnya, TP-PKK dan Kader KB dengan diperkuat oleh Tim.
"Kami sangat prihatin di Jatim angka pernikahan usia dini masih tinggi. Dari Pengadilan Tinggi Agama Surabaya, bulan Januari hingga Agustus 2022 ada 10.275 kasus pengajuan dispensasi nikah dan dikabulkan sebanyak 9.863 kasus," jelas Sukamto.
Baca juga: Kaper BKKBN Jatim Beri Kuliah Umum 250 Mahasiswa Umsida Tentang Kesehatan
Ada sepuluh Kabupaten/Kota dengan angka pernikahan dini tertinggi di Jatim, sahut Sukamto, dan ini linier dengan masih tingginya angka stunting di daerah tersebut. Pasangan Usia Subur (PUS) yang nikah dini sangat berpotensi melahirkan anak-anak yang stunting. BKKBN mengharapkan dukungan ibu-ibu bidan untuk membantu memberikan KIE kepada masyarakat akan pentingnya Pendewasaan Usia Pernikahan (PUP) dimana BKKBN menganjurkan usia ideal menikah bagi wanita di usia 21 tahun dan pria usia 25 tahun.
Berdasarkan data Sistem Informasi Keluarga (SIGA)-YAN KB per September 2022 jenis KB yang paling banyak diminati adalah suntik sebesar 71.330 atau 45,42 persen, Implan sebesar 33.166 atau 21.12 persen, Pil KB sebesar 22.312 atau 14.21 persen, IUD sebesar 20.724 atau 13.20 persen.
"Bekerjasama dengan beberapa fasilitator yang terdiri dari dua orang Dokter Sp.OG dan tiga Bidan profesional, diharapkan 100 bidan peserta pelatihan pelayanan kontrasepsi ini bisa melayani pemasangan Implan dan IUD di daerah mereka masing-masing," terangnya.
Baca juga: BKKBN Jawa Timur Pertahankan Sertifikat ISO SMAP
Ditempat yang sama, Ketua PD IBI Provinsi Jawa Timur, Lestari mengucapkan banyak terima kasih kepada Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur yang telah memfasilitasi dalam peningkatan kualitas bidan di Jawa Timur.
"Ibu-ibu bidan yang terpilih mengikuti pelatihan ini sangatlah beruntung sebab dari 36 ribu bidan di Jawa Timur hanya 100 orang yang terpilih mengikuti pelatihan pelayanan kontrasepsi secara gratis oleh para fasilitator yang sudah direkomendasikan oleh Kemenkes dan mendapatkan sertifikat yang terakreditasi," pungkasnya.(AD1)
Editor : hadi