Komunitas Gubuk Kata-kata Gelar Maulid Puisi di Aladoy Cafe

abadinews.id

Sampang - Komunitas sastra Taman Sreseh Sampang, GUBUK KATA-KATA (GK) kembali merayakan bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW. dengan menggelar diskusi sastra.

Tahun ini Maulid Puisi digelar di Aladoy Cafe yang bertempat di desa Masaran Labuhan Sreseh Sampang. Maulid Puisi 2019 merupakan kali ketiga digelar.

Dan kali ini GK sengaja mengundang Penyair yang juga sutradara kelahiran Sumenep Madura, Mahendra Cipta sebagai pembicara kendati Maulid Puisi ketiga kali ini mengangkat tema “Puisi Pertunjukan”. Tema tersebut diambil sebagai langkah kelanjutan setelah puisi berhasil dituliskan.

Maulid Puisi kali ini dihadiri oleh beberapa komunitas-komunitas yang berada di Sampang, diantaranya Komunitas Stingghil yang merupakan induk komunitas sastra di Sampang, Biru Ompos kedungdung sampang, Arang Putih Kedungdung Sampang, dan juga Asrama Teater Pondok Pesantren Raudlatul Ulum Arrahmaniyah (RUA) Pramian Taman Sreseh Sampang.

Selain beberapa komunitas yang hadir, ada juga beberapa penyair Sampang yang ikut hadir di dalamnya, diantaranya Umar Fauzi Ballah, Rosi Praditya dan juga aktor teater Sampang Samsul Pranata dan juga Mustafa Abdullah perupa Sreseh.

Acara dimulai kira-kira jam tujuh lewat tiga puluh memit. Acara dibuka dengan pembacaan umul quran yang dipimpin langsung oleh pembawa acara. Dilanjut dengan acara yang kedua pembacaan shalawat Nabi yang dipimpin oleh teman-teman remaja masjid Riyadus Shalihin Taman.

Kemudian dilanjut dengan pembacaan-pembacaan puisi sebelum kemudian dilanjut dengan sambutan oleh Tajullail Dasuqi M sebagai ketua komunitas GK.

Dalam sambutannya ia mengatakan bahwa "Acara Maulid Puisi merupakan acara tahunan komunitas Gubuk Kata-kata. Acara tersebut digelar dengan tujuan untuk memeriahkan bulan Kelahiran Nabi sekaligus bulan kelahiran Komunitas Gubuk Kata-kata"

Kemudian dilanjutkan dengan acara inti yaitu diskusi Puisi Pertunjukan. Sebelum Penyair atau Sutradara kelahiran Sumenep itu menyampaikan isi materi yang telah dipersiapkan, ia mengawali dengan salam hangat dan melanjutkan dengan pembacaan puisi yang berjudul Mata Corang, puisi yang ia tulis sendiri. Setelah pembacaan puisi oleh Mahendra lalu saudara Samsul Arifin (guru sastra RUA) sebagai moderator memimpin diskusi sampai selesai.

Sepanjang penyampaian dalam materi yang Mahendra sampaikan ada beberapa poin penting yang perlu diperhatikan dalam Puisi Sebagai Pertunjukan, yaitu ilustrasi puisi, dengan cara puisinya dibacakan baik individu, kelompok dan diiringi musik, ada juga musik puisi, dengan menjadikan teks puisi sebagai lirik lagu, dan yg terakhir puisinya disajikan secara musikal-performence, atau biasa disebut musikalisasi puisi.
Setelah materi selesai disampaikan, moderator Samsul Arifin mempersilakan untuk dua penanya menanyakan sesuatu terkait Puisi Pertunjukan yang disampaika. Setelah pertanyaan selesai dijawab, moderator menutup diskusi dan menyerahkan kembali sisa waktu pada penata acara.
Dan acara diakhiri dengan doa setelah beberapa dari hadirin membacakan puisi.

Editor : Redaksi

Peristiwa
Berita Terpopuler
Berita Terbaru